Nur Auliah
1601270017
Perbankan Syariah'16
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
KESEIMBANGAN
IS-LM DENGAN PENDEKATAN
EKONOMI
ISLAM
1. Keseimbangan
Kurva IS-LM
A. Keseimbangan
Pasar Barang dan Kurva IS
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak sekali transaksi. Seperti
berbelanja, minum kopi, membeli buku, mengisi bahan bakar, dll. Dalam transaksi
ini barang yang diperjualbelikan adalah semua barang dan jasa. Jika keseluruhan
barang dan jasa yang ditransaksikan ini, kita satukan secara agregat, maka
pasar ini kita sebut istilahnya dengan pasar barang. Jadi, dengan demikian
dapat kita defenisikan bahwa pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu negara dan dalam jangka waktu tertentu.
Dari keseimbangan di pasar barang ini dpat
diturunkan kurva IS. Pada bagian ini, IS bukan lagi sesuatu yang autonomous melainkan dipengaruhi oleh
tingkat bunga dan pendapatan. Jika, diasumsikan terjadi kenaikan tingkat bunga,
maka hal ini akan berpengaruh terhadap besaran investasi. Ada dua hal yang
menjelaskan tentang kenaikan suku bunga yang mengakibatkan investasi turun.
Pertama dengan naiknya suku bunga, maka untuk melakukan investasi disyaratkan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi agar biaya bunga pinjaman tertutupi.
Kedua, masyarakat lebih memilih untuk menyimpan uangnya di bank, yang relatif
tinggi, dan tidak beresiko.
B. Keseimbangan
Pasar Uang dan Kurva LM
Kondisi
perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh pasar uang. Pasar uang
merupakan suatu tempat dimana terjadi transaksi keuangan. Sama halnya dengan
pasar lainnya, keseimbangan akan tercapai pada saat jumlah permintaan uang di
pasar sama dengan jumlah penawarannya. Dalam sistem ekonomi islam permintaan
uang dipengaruhi oleh tingkat bunga sedangkan penawarannya merupakan otoritas
dari bank sentral, sehingga bentuk kurva penawarannya menjadi inelastis
sempurna. Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku
bunga.
Pada
saat terjadi kenaikan pendapatan, permintaan jumlah yang beredar akan
meningkat, jika jumlah uang yang beredar tidak berubah ( karena otoritasnya ada
pada BI ), maka hal ini akan mengakibatkan suku bunga meningkat.
Proses
penurunan kurva LM diartiakan,
samakin tinggi pendapatan, maka tingkat bunga akan semakin meningkat. Hal ini
karena aktivitas ekonomi yang tinggi biasanya berkorelasi positif dengan
banyaknya transaksi yang terjadi dan setiap transaksi membutuhkan uang, akibatnya kebutuhan uang
akan semakin meningkat. Pada saat kebutuhan uang yang meningkat dihadapkan pada
penawaran bunga yang tetap, akan mengakibatkan suku bunga meningkat.
Proses
pergeseran kurva LM, kebijakan
moneter dengan menambah atau mengurangi jumlah uang beredar akan mengakibatkan
pergeseran kurva LM. Jika bank sentral menambah jumlah uang beredar, maka kurva
LM akan bergeser kebawah, sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, maka
kuva LM akan bergeser ke kiri atas.
C.
Keseimbangan Kurva IS-LM
Sebagaimana
telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa kurva IS, merupakan kurva yang
menghubungkan antara i, dan Y pada saat pasar barang dalam kondisi ekuilibrium.
Sedangkan kurva LM, merupakan kurva yang menghubungkan antara Y dan i pada saat
pasar uang dalam kondisi ekuilibrium. Jika kurva IS dan LM bertemu pada satu
titik, maka titik (i,Y), maka titik tersebut menggambarkan sekaligus
keseimbangan yang terjadi dipasar barang maupun pasar uang.
D. Dampak
Kebijakan pada Keseimbangan IS-LM
Jika
pemerintah menerapkan kebijakan fiskal (T,G) maka perubahan ini hanya akan
mengakibatkan perubahan di kurva IS, sedangkan kurva LM relatif tetap.
Sedangkan jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter, maka hal ini hanya
akan mempengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap. Jika pemerintah
menerapkan kebijakan campuran, yaitu kebijakan fiskal dan moneter maka akan
terjadi ergeseran kurva IS maupun kurva LM.
E. Kebijakan
Fiskal
Dampak perubahan pengeluaran pemerintah
terhadap keseimbangan IS-LM, selain pengeluaran pemerintah (G), kebijakan
fiskal dapat pula berupa perubahan kebijakan perubahan yang dapat juga ditinjau
dalam dua persepektif yaitu kebijakan untuk meningkatkan penerimaan dari sektor
pajak (T) atau sebaliknya yaitu menurunkan penerimaan dari sektor pajak tetapi
kedua-duanya berdampak pada pergeseran kurva keseimbangan pasar barang (IS),
jika penerimaan dari sektor pajak menurun maka kurva IS bergeser keatas.
F. Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter biasanya terkait dengan kebijakan jumlah uang beredar atau money supply
yang dilakukan oleh otoritas moneter yang dalam hal ini bank sentral. Adanya
kebijakan dalam bidang moneter berdampak pada pergeseran kurva LM. Hal ini
dapat dijelaskan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu (1) jika jumlah uang
beredar meningkat, maka dampak yang ditimbulkan bergesernya kurva LM ke bawah.
G. Keseimbangan
Pasar Barang dan Pasar Uang dalam Perspektif Islam
Model
keseimbangan yang barang dan pasar uang yang akan dijelaskan di bagian ini
adalah model yang dibangun Khan. Model ini berangkat dari kerangka IS-LM
konvensional sebagai suatu jembatan untuk menentukan model pendapatan ke
pertumbuhan ekonomi. Kerangka IS-LM dalam hal ini digunakan untuk menelaah
fungsi investasi dan permintaan uang dalam sebuah perekonomian.
H. Pasar
Barang dalam Perspektif Islam
Ciri
pasar barang dalam sistem konensional adalah kehadiran instrumen suku bunga
yang menjadi faktor penentu besaran investasi di masyarakat. Hal ini tentunya
akan bertentangan dengan konsep perekonomian dalam islam yang jelas-jelas mengharamkan
suku bunga karena bunga sama dengan riba.
Dalam
islam, suku bunga diganti dengan ekonomi bagi hasil, sehingga insensif dalam
melakukan investasi adalah besaran bagi hasil. Besaran bagi hasil yang menjadi
daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi adalah share dari keuntungan
yang dibagi keada investor dan kepada pengelola. Semakin besar bagian bagi
hasil yang akan diterima oleh investor, idealnya akan meningkatkan motivasi
bagi investor untuk semakin banyak melakukan investasi.
I. Permintaan
Uang dalam Perspektif Islam
Menurut
Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang, yaitu:
-
Motivasi
transaksi
-
Motivasi
berjaga-jaga
Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan
namun tidak berlebihan dari perkiraan biaya transaksi yang mungkin akan muncul.
Atau dengan kata lain untuk berjaga-jaga hanya dibenarkan dengan jumlah yang
terbatas. Terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari
kepercayaan seorang muslim akan janji Allah di Al-Quran bahwa Allah akan menjamin
rezeki mereka. Bahkan, Rasulullah mencontohkan lewat sikapnya yang tidak pernah
menyimpan sesuatu apapun. Bahkan dalam suatu hadis dikatakan bahwa Rasulullah
tidak bisa tidur jika terdapat uang dinar di kantongnya.
Ekuilibrium antara Pasar Barang
dan Pasar Uang dalam Perekonomian Islam
Keseimbangan antara
Pasar Barang dan Pasar Uang dalam perekonomian Islam Menurut Khan, seacra
grafis direpresentasikan dengan terjadinya perpotongan antara kurva IS, yang
menggambarkan keseimbangan di pasar barang dengan kurva LAM, keseimbangan di
pasar uang. Perpotongan antara kedua kurva ini menunjukan tingkat bagi hasil,
atau rasio profit sharing dengan pendapatan nasional.
Bedanya dengan keseimbangan kurva IS-LM konvensional adalah keseimbangan
nasional. Bedanya dengan keseimbangan kurva IS-LM konvensuinal adalah
keberadaannya yang menggantikan suku bunga (i).
J. Kebijakan
Fiskal dan Moneter dalam Perspektif Islam
A. Kebijaksanaan
Fiskal dalam dalam Persektif Islam
Bisa
dikatakan, kebijakan fiskal memegang peranan penting dalam sistem ekonomi islam
bila dibandingkan kebijakan moneter. Adanya larangan tentang riba serta
kewajiban tentang pengeluaran zakat menyiratkan tentang pentingnya kedudukan
kebijakan fiskal dibandingkan dengan kebijakan moneter. Larangan bunga yang
diberlakukan pada tahun hijriah keempat telah mengakibatkan sistem ekonomi
islam yang dilakukan oleh Nabi terutama bersandar pada kebijakan fiskalnya
saja. Sementara itu negara islam yang dibangun oleh nabi tidak mewarisi harta
sebagaimana layaknya dalam pendirian suatu negara. Oleh karena itu, kita akan
mampu melihat bagaimana kebijakan fiskal sangat memegang peranan penting dalam
pembangunan negara islam tersebut.
B. Kebijaksanaan
Fiskal Masa Rasulullah
segala
kegiatan yang dilakukan oleh rasulullah dalam awal masa pemerintahan dilakukan
berdasarkan keikhlasan sebagai bagian dari kegiatan dakwah yang ada. Umumnya
para sahabat tidak meminta balasan material dari segala kegiatan mereka dalam
dakwah tersebut.
Dasar-dasar kebijakan fiskal menyangkut subjek
penentuan subjek dan objek kewajiban membayar kharaz, zakat, ushr, jizyah, dan kafarat termasuk penentuan batas
minimal terkena kewajiban (nisab), umur objek terkena kewajiban (haul), dan
tarifnya. Karena membayar zakat merupakan ibadah wajib untuk umat isalm, maka
menghitung berapa besar zakat yang harus dibayar dapat dilakukan sendiri dengan
penuh kesadaran iman dan takwa.
C. Kebijaksanaan
Fiskal Masa Setelah Rasulullah SAW
Khalifah
Abu Bakar Ash-Sidiq
Langkah
yang dilakukan Abu Bakar dalam menyempurnakan ekonomi islam :
-
Perhatian
terhadap keakuratan perhitungan zakat.
-
Pengembangan
pembangunan baitulmal dan penanggung jawab baitulmal.
-
Menerapkan
konsep balance budget policy pada baitulmal.
-
Melakukan
penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau membayar zakat dan pajak.
-
Secara
individu Abu Bakar adalah seorang praktisi akad-akad perdagangan.
Khalifah Umar bin Khatab
Kontribusi yang diberikan Umar
untuk mengembangkan ekonomi islam :
-
Reoganisasi
baitulmal.
-
Pemerintah
bertanggung jawab terhadap kebutuhan makanan dan pakaian kepada warganegaranya.
-
Diversifikasi
terhadap objek zakat.
-
Pengembangan
ushr pertanian.
-
Undang-undang
perubahan pemilikan tanah.
-
Pengelompokan
pendapatan negara dalam 4 bagian.
Khalifah Usman Bin Affan
Pada enam tahun kepemimpinannya
hal-hal yang dilakukan :
-
Pembangunan
perairan.
-
Pembentukan
organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
-
Pembangunan
gedung pengadilan, guna penegakan hukum.
-
Kebijakan
pembagian lahan luas milik raja persia kepada individu dan hasilnya mengalami
peningkatan dibandingkan pada masa umar.
-
Selama
enam tahun terakhir dri pemerintahan Usman situasi poloyik negara sangat kacau.
Khalifah
Ali Bin Abi Thalib
Beberapa
perubahan kebijaksanaan yang dilakukan pada masa khlifah Ali antara lain:
-
Pendistribusian
seluruh pendapatan yang ada pada baitulmal berbeda dengan umar yang menyisihkan
untuk cadangan.
-
Pengeluaran
angkatan laut dihilangkan.
-
Adanya
kebijakan pengetatan anggaran.
K. Kebijakan
Moneter dalam Perspektif islam
Dalam
perekonomian islam, sektor perbankan tidak mengenal instrumen suku bunga.
Sistem keuangan islam menerapkan sistem pembagian keuantungan dan kerugian
(profit and loss sharing), bukan kepda tingkat bunga yang telah menetapkan
tingkat keuntungan dimuka. Besar kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh
nasabah perbankan islam ditentukan oleh
besar kecilnya pembagian keuntungan yang diperoleh bank dari kegiatan investasi
dan pembiayaan yang dari investasi dan pembiayaan yang dilakukan bank di sektor
riil yang menentukan besar kecilnya pembagian keuntungan disektor moneter. Artinya,
sektor moneter memiliki ketergantungan pada sektor riil. Jika investasi dan
produksi di sektor riil berjalan dengan lancar, maka return pada sektor moneter
akan meningkat. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa kondisi sektor moneter
merupakan cerminan kondisi sektor rill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar