Sabtu, 14 April 2018

EMF: PERANAN UANG DALAM KEBIJAKAN MONETER


Nur Auliah
1601270017
4A-Perbankan Syariah’16 Pagi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

PERANAN UANG DALAM KEBIJAKAN MONETER

                  Rupiah melemah disebabkan permintaan dan penawaran. Jika banyak yang meminta dolar maka dolar menguat dan rupiah melemah.

      A.  UANG DALAM KONSEP EKONOMI KONVENSIONAL
       1.  Uang dan Perekonomian Konvensional

Hadirnya uang dalam system perekonomian akan mempengaruhi perekonomian suatu Negara, yang biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan moneter. Pada umumnya analisis ekonomi suatu Negara ditentukan oleh analisis atas ukuran uang yang beredar. Samuelson mengatakan bahwa banyak ekonom percaya bahwa perubahan jumlah uang beredar dalam jangka panjang terutama akan menghasilkan tingkat harga, sedangkan dampaknya terhadap output real, adalah sedikit atau bahkan tidak ada.
Dengan kata lain, ekspansi moneter akan menurunkan tingkat bunga pasar. Hal ini akan meningkatkan pengeluaran untuuk investasi usaha rill yang sangat sensitive terhadap perubahan tingkat bunga. Melalui mekanisme pengganda (multiplier) permintaan agregat akan meningkat, yang akan menyebabkan naiknya output dan harga da atas tingkat yang tidak dicapai dalam situasi normal.
Ada beberapa teori yang apat digunakan untuk menjelaskan perilaku uang dalam ekonomi. Diantaranya adalah: (a) teori moneter klasik; (2) teori Keynes.

      a).      Teori Moneter (Permintaan Uang) Klasik
Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang dengan mendasarkan diri pada falsafah hokum Say, bahwa ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment. Secara sederhana, Irving Fisher merumuskan teorinya dengan persaman sebagai berikut : MV=PT
Dimana jumlah uang beredar (M) dikalikan dengantingkat perputaran uang atau income velocity (V) sama dengan jumlah output atau transaksi rill (T) dikalikan dengan tingkat harga barang dan jasa (P). Teori kuntitas uang ini menekannkan bahwa permintaan uang oleh masyarakat semata-mata adalah untuk keperluan transaksi. Dalam perkembangannya, pendekatan ini diperbaharui oleh Keynes, yang menyatakan bahwa motif permintaan masyarakat akan uang adalah untuk keperluan transaksi, baerjaga-jaga, dan spekulasi. Keberadaan uang ataupun pemintaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uangakan ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.

b). Teori Keynes
Menurut Keynes, seseorang mengatur uang atau asetnya dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
1.      Money demand for transaction;
2.      Money demand for precautionary;
3.      Money demand for speculation
Menurut Keynes, money demand for transaction dientukan oleh tingkat pendapatan; money demand for precautionary ditentukan oleh tingkat pendapatan, dan money demand for speculation ditentukan oleh tingkat matematis. Permintaan uang untuk transaksi merupakan permintaan uang yang timbul karena adanya kebutuhan untuk membayar transakasi. Dalam hal ini fungsi uang sebagai alat pembayaran. Permintaan uang untuk berjaga-jaga ditujukan untuk memenuhi kemingkinanan-kemungkinan yang tidak terduga; sementara permintaan uang untuk spekulasi, diakibatkan karena kebutuhan untuk memenuhi kemungkinan yang tak terduga, motif ini lebih bersifat untuk mendapatkan keuntungan. Permintaan uang untuk motif ini didasarkan pada dua alas an: (1) karena tingkat suku bunga tinggi, (2) tingkat suku bunga normal.



2.      Konsep Time Value of Money
Dalam teori ekonoi konvensional uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Anggapan demikian melahirkan konsep time value of money. Time value of money adalah nilai waktu dari uang yang bias bertambah dan berkurang sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dihadapkan pada resiko menurunnya daya beli dari kekayaan sebagai akibat dari inflasi. Sedangkan dengan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh bungan yang diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang saat sekarang nilai sutitusinya terhdap barang akan lebih tinggi disbanding nilainya dimasa yang akan dating.


    B. MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER

Suatu kebijakan moneter menyentuh sector rill merupakan suatu proses yang kompleks Karena uang berkaitan erat dengan hampir seluruh aspek kehidupan perkonomian. Proses ini lazimnya disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Pengaruh tindakan otoritas moneter terhadap aktivitas perekonomian ini terjadi melalui berbagi saluran atau chanels, yaitu saluran uang, saluran suku bunga, saluran kredit, saluran nilai tukar, saluran harga asset, dan saluran ekspektasi.
Di bidang keuangan, kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar, dan harga saham di samping volume dana masyarakat yang disimpan di bank, dan penanaman dana pada obligasi dan saham. Dalam suatu perekonomian yang masih tradisional dan sifatnya tertutup dengan perbankan sebagai satu-satunya lembaga keuangan, hubungan antara uang beredar dengan aktivitas ekonomi rill masih relative erat.
Akan tetapi, sejalan dengan berkembangnya perekonomian suatu Negara dan semakin majunya sektor keuangan, keterkaitan uang beredar dengan sector rill memjadi semakin merenggang. Pola hubungan variable-variabel ekonomi dan keuangan yang berubah dan semakin tidak eratnya tersebut akan berpengaruh pada lamanya tenggang waktu mekanisme transmisi kebijakan moneter.
      Diantara para pemikir ekonomi, terdapat beberapa perbedaan berkenaan dengan besarnya pengaruh uang terhadap perekonomian (yakni besarnya angka pelipat uang) serta bagimana jalur pengaruh (mekanisme transmisi) perubahan jumlah uang terhadap perekonomian. Ada beberapa jalur yang mempengaruhi jumlah uang dalam kegiatan ekonomi:

1.      Jalur Biaya Modal
Dalam ekonomi Keynes, tingkat bunga merupakan penghubung utama antara sector moneter dan sector rill. Jumlah uang akan mempengaruhi tingkat bunga,  perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi investasi atau bahkan konsumsi. Investasi merupakan bagian dari pengeluaran modal (agragate expenditure). Perubahan dalam pengeluaran total akan mempunyai efek ganda terhadap keseimbangan pendapatan nasional. Dengan demikian tingkat bunga yang merupakn biaya modal dapat dipandang sebagai indikator pengaruh kebijaksanaan moneter/sector moneter terhadap keseimbangan pendapatan (sector rill).

2.      Jalur Kekayaan
Pengaruh perubahan jumlah uang terhadap pendapatan nasional dapat juga melalui jalur kekayaan. Pengertian kekayaan biasanya meliputi :
·         Kekayaan yang berupa barang phisik ( rumah, tanah, dsb )
·         Surat berharga
·         Uang tunai
Hubungan antara kekayaan dengan pengeluaran total ( dalam hal ini konsumsi ) telah dijelaskan oleh Pigou yaitu perubahan nilai uang kertas rill ( real cash balance ) baik disebabkan oleh karena turunnya harga ( dengan jumlah uang tetap ) atau pun naiknya jumlah uang ( dengan harga tetap ) akan mempengaruhi tingkat konsumsi. Dengan perubahan pengeluaran total maka keseimbangan pendapatan akan berubah. Dengan demikian kebijaksanaan moneter akan mempengaruhi jumlah uang.

3.      Jalur Harga Relatip ( Teori Portopolio )
Perubahan harga relatip merupakan konsekuensi dari proses penyesuaian susunan portofolio seseorang. Misalnya, penambahan jumlah uang sebagi akibat dari kebijaksanaan moneter membeli surat berharga oleh bank sentral, akan menyebabkan individu kelebihan uang kas dalam portofolionya. Individu akan menukarkan kelebihan uang kas ini dengan bentuk kekayaan yang lain. Jadi jelas bahwa kenaikan jumlah uang akan menaikan pendapatan.

4.      Jalur Langsung ( Teori Monetaris )
Menurut teori ini pengaruh kebijaksanan moneter terhadap GNP secara langsung. Kebijaksanaan moneter (membeli surat berharga) maka jumlah uang akan naik, pengeluaran total menjadi naik dan GNP ikut naik juga.



C. FAKTOR-FAKTOR LAIN  DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN MONETER
a.         Perubahan premi resiko.
b.         Perubahan modal bank.
c.         Perekonomian global.
d.        Kebijakan fiskal pemerintah.
e.         Harga komoditas.

D. REZIM NILAI TUKAR
1.1  Sistem Nilai Tukar Saat Ini
  1. Kurs Tetap ( Fixed Exchange Rate )
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter suatu negara (Bank Sentral) menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valuta asing yang terjadi.  Bila terjadi kekurangan atau kelebihan penawaran atau permintaan lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah, maka dalam hal ini pemerintah akan mengambil tindakan untuk membawa tingkat nilai tukar ke arah yang telah ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh otoritas moneter bisa berupa pembelian ataupun penjualan valuta asing.
Keunggulan:
  • Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
  • Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
  • Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
  • Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan:
  • Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas.
  • Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
  • Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.
  1. Kurs Mengambang Terkendali ( Managed Floating Exchange Rate )
Penetapan kurs tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.
Keunggulan:
  • Mampu menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran suatu negara dengan baik.
  • Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan kondisi ekonomi yang terjadi.
  • Devisa yang diperlukan tidak sebesar yang dibutuhkan pada nilai tukar tetap.
  • Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan:
  • Devisa harus selalu tersedia dan siap digunakan sewaktu-waktu.
  • Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekulan dalam memprediksi dan menetapkan kurs.
  • Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
  • Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
  1. Kurs Mengambang Bebas ( Free Floating Rate )
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.
Keunggulan :
  • Cadangan devisa lebih aman.
  • Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
  • Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
  • Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
  • Tidak ada batasan valas.
  • Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
  • Praktik spekulasi semakin bebas.
  • Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih memiliki kekurangan untuk negara berkembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar