Nur Auliah
1601270017
4A-Perbankan Syariah’16 Pagi
Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara
PERANAN UANG DALAM KEBIJAKAN MONETER
Rupiah
melemah disebabkan permintaan dan penawaran. Jika banyak yang meminta dolar
maka dolar menguat dan rupiah melemah.
A. UANG DALAM
KONSEP EKONOMI KONVENSIONAL
1. Uang dan
Perekonomian Konvensional
Hadirnya uang dalam system
perekonomian akan mempengaruhi perekonomian suatu Negara, yang biasanya
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan moneter. Pada umumnya analisis ekonomi
suatu Negara ditentukan oleh analisis atas ukuran uang yang beredar. Samuelson
mengatakan bahwa banyak ekonom percaya bahwa perubahan jumlah uang beredar
dalam jangka panjang terutama akan menghasilkan tingkat harga, sedangkan
dampaknya terhadap output real, adalah sedikit atau bahkan tidak ada.
Dengan kata lain, ekspansi moneter
akan menurunkan tingkat bunga pasar. Hal ini akan meningkatkan pengeluaran
untuuk investasi usaha rill yang sangat sensitive terhadap perubahan tingkat
bunga. Melalui mekanisme pengganda (multiplier) permintaan agregat akan
meningkat, yang akan menyebabkan naiknya output dan harga da atas tingkat
yang tidak dicapai dalam situasi normal.
Ada beberapa teori yang apat
digunakan untuk menjelaskan perilaku uang dalam ekonomi. Diantaranya adalah:
(a) teori moneter klasik; (2) teori Keynes.
a). Teori
Moneter (Permintaan Uang) Klasik
Teori permintaan uang klasik
tercermin dalam teori kuantitas uang. Irving Fisher merumuskan teori kuantitas
uang dengan mendasarkan diri pada falsafah hokum Say, bahwa ekonomi akan selalu
berada dalam keadaan full employment. Secara sederhana, Irving Fisher
merumuskan teorinya dengan persaman sebagai berikut : MV=PT
Dimana jumlah uang beredar (M)
dikalikan dengantingkat perputaran uang atau income velocity (V) sama
dengan jumlah output atau transaksi rill (T) dikalikan dengan tingkat harga
barang dan jasa (P). Teori kuntitas uang ini menekannkan bahwa permintaan uang
oleh masyarakat semata-mata adalah untuk keperluan transaksi. Dalam perkembangannya,
pendekatan ini diperbaharui oleh Keynes, yang menyatakan bahwa motif permintaan
masyarakat akan uang adalah untuk keperluan transaksi, baerjaga-jaga, dan
spekulasi. Keberadaan uang ataupun pemintaan uang tidak dipengaruhi oleh suku
bunga, akan tetapi besar kecilnya uangakan ditentukan oleh kecepatan perputaran
uang tersebut.
b). Teori Keynes
Menurut Keynes, seseorang mengatur
uang atau asetnya dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
1. Money demand
for transaction;
2. Money demand
for precautionary;
3. Money demand
for speculation
Menurut Keynes, money demand for
transaction dientukan oleh tingkat pendapatan; money demand for
precautionary ditentukan oleh tingkat pendapatan, dan money demand for
speculation ditentukan oleh tingkat matematis. Permintaan uang untuk
transaksi merupakan permintaan uang yang timbul karena adanya kebutuhan untuk
membayar transakasi. Dalam hal ini fungsi uang sebagai alat pembayaran.
Permintaan uang untuk berjaga-jaga ditujukan untuk memenuhi
kemingkinanan-kemungkinan yang tidak terduga; sementara permintaan uang untuk
spekulasi, diakibatkan karena kebutuhan untuk memenuhi kemungkinan yang tak
terduga, motif ini lebih bersifat untuk mendapatkan keuntungan. Permintaan uang
untuk motif ini didasarkan pada dua alas an: (1) karena tingkat suku bunga
tinggi, (2) tingkat suku bunga normal.
2. Konsep Time
Value of Money
Dalam teori ekonoi konvensional uang
dipandang sebagai sesuatu yang sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu
waktu tertentu. Anggapan demikian melahirkan konsep time value of money. Time
value of money adalah nilai waktu dari uang yang bias bertambah dan berkurang
sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dihadapkan pada
resiko menurunnya daya beli dari kekayaan sebagai akibat dari inflasi.
Sedangkan dengan memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik
akan memperoleh bungan yang diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan
demikian, nilai uang saat sekarang nilai sutitusinya terhdap barang akan lebih
tinggi disbanding nilainya dimasa yang akan dating.
B. MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN
MONETER
Suatu kebijakan moneter menyentuh
sector rill merupakan suatu proses yang kompleks Karena uang berkaitan erat
dengan hampir seluruh aspek kehidupan perkonomian. Proses ini lazimnya disebut
sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Pengaruh tindakan otoritas
moneter terhadap aktivitas perekonomian ini terjadi melalui berbagi saluran
atau chanels, yaitu saluran uang, saluran suku bunga, saluran kredit,
saluran nilai tukar, saluran harga asset, dan saluran ekspektasi.
Di bidang keuangan, kebijakan
moneter berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar, dan harga
saham di samping volume dana masyarakat yang disimpan di bank, dan penanaman
dana pada obligasi dan saham. Dalam suatu perekonomian yang masih tradisional
dan sifatnya tertutup dengan perbankan sebagai satu-satunya lembaga keuangan,
hubungan antara uang beredar dengan aktivitas ekonomi rill masih relative erat.
Akan tetapi, sejalan dengan
berkembangnya perekonomian suatu Negara dan semakin majunya sektor keuangan,
keterkaitan uang beredar dengan sector rill memjadi semakin merenggang. Pola
hubungan variable-variabel ekonomi dan keuangan yang berubah dan semakin tidak
eratnya tersebut akan berpengaruh pada lamanya tenggang waktu mekanisme
transmisi kebijakan moneter.
Diantara para pemikir ekonomi,
terdapat beberapa perbedaan berkenaan dengan besarnya pengaruh uang terhadap
perekonomian (yakni besarnya angka pelipat uang) serta bagimana jalur pengaruh
(mekanisme transmisi) perubahan jumlah uang terhadap perekonomian. Ada beberapa
jalur yang mempengaruhi jumlah uang dalam kegiatan ekonomi:
1. Jalur Biaya
Modal
Dalam ekonomi Keynes, tingkat bunga
merupakan penghubung utama antara sector moneter dan sector rill. Jumlah uang
akan mempengaruhi tingkat bunga, perubahan tingkat bunga akan
mempengaruhi investasi atau bahkan konsumsi. Investasi merupakan bagian dari
pengeluaran modal (agragate expenditure). Perubahan dalam pengeluaran total
akan mempunyai efek ganda terhadap keseimbangan pendapatan nasional. Dengan
demikian tingkat bunga yang merupakn biaya modal dapat dipandang sebagai
indikator pengaruh kebijaksanaan moneter/sector moneter terhadap keseimbangan
pendapatan (sector rill).
2. Jalur
Kekayaan
Pengaruh perubahan jumlah uang
terhadap pendapatan nasional dapat juga melalui jalur kekayaan. Pengertian
kekayaan biasanya meliputi :
·
Kekayaan
yang berupa barang phisik ( rumah, tanah, dsb )
·
Surat
berharga
·
Uang tunai
Hubungan antara kekayaan dengan
pengeluaran total ( dalam hal ini konsumsi ) telah dijelaskan oleh Pigou yaitu
perubahan nilai uang kertas rill ( real cash balance ) baik disebabkan oleh
karena turunnya harga ( dengan jumlah uang tetap ) atau pun naiknya jumlah uang
( dengan harga tetap ) akan mempengaruhi tingkat konsumsi. Dengan perubahan
pengeluaran total maka keseimbangan pendapatan akan berubah. Dengan demikian
kebijaksanaan moneter akan mempengaruhi jumlah uang.
3. Jalur Harga
Relatip ( Teori Portopolio )
Perubahan harga relatip merupakan
konsekuensi dari proses penyesuaian susunan portofolio seseorang. Misalnya,
penambahan jumlah uang sebagi akibat dari kebijaksanaan moneter membeli surat
berharga oleh bank sentral, akan menyebabkan individu kelebihan uang kas dalam
portofolionya. Individu akan menukarkan kelebihan uang kas ini dengan bentuk
kekayaan yang lain. Jadi jelas bahwa kenaikan jumlah uang akan menaikan
pendapatan.
4. Jalur
Langsung ( Teori Monetaris )
Menurut teori ini pengaruh
kebijaksanan moneter terhadap GNP secara langsung. Kebijaksanaan moneter
(membeli surat berharga) maka jumlah uang akan naik, pengeluaran total menjadi
naik dan GNP ikut naik juga.
C. FAKTOR-FAKTOR LAIN DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN MONETER
a.
Perubahan premi resiko.
b.
Perubahan modal bank.
c.
Perekonomian global.
d.
Kebijakan fiskal pemerintah.
e.
Harga komoditas.
D. REZIM NILAI TUKAR
1.1 Sistem Nilai Tukar Saat Ini
- Kurs Tetap ( Fixed Exchange Rate )
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana
pemegang otoritas moneter suatu negara (Bank Sentral) menetapkan tingkat nilai
tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu,
tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valuta asing yang
terjadi. Bila terjadi kekurangan atau kelebihan penawaran atau permintaan
lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah, maka dalam hal ini pemerintah
akan mengambil tindakan untuk membawa tingkat nilai tukar ke arah yang telah
ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh otoritas moneter bisa berupa pembelian
ataupun penjualan valuta asing.
Keunggulan:
- Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
- Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
- Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
- Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan:
- Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas.
- Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
- Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.
- Kurs Mengambang Terkendali ( Managed Floating Exchange Rate )
Penetapan kurs tidak sepenuhnya
terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam pasar ini masih ada campur tangan
pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar
valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.
Keunggulan:
- Mampu menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran suatu negara dengan baik.
- Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan kondisi ekonomi yang terjadi.
- Devisa yang diperlukan tidak sebesar yang dibutuhkan pada nilai tukar tetap.
- Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan:
- Devisa harus selalu tersedia dan siap digunakan sewaktu-waktu.
- Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekulan dalam memprediksi dan menetapkan kurs.
- Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
- Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
- Kurs Mengambang Bebas ( Free Floating Rate )
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi
yang ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan.
Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai
kondisi equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi
dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah.
Keunggulan :
- Cadangan devisa lebih aman.
- Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
- Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
- Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
- Tidak ada batasan valas.
- Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
- Praktik spekulasi semakin bebas.
- Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih memiliki kekurangan untuk negara berkembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar