Jumat, 02 Maret 2018

EMF : PEREKONOMIAN TERBUKA



Nur Auliah
1601270017
4A Perbankan Syariah Pagi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Dosen : Totok Harmoyo SE,M.Si
PEREKONOMIAN TERBUKA
            Perbedaan makroekonomi yang penting antara perekonomian terbuka dan perekonomian tertutup adalah bahwa, dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan yang mereka hasilkan dari memproduksi barang dan jasa. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman dari negara lain.
            Dalam perekonomian tertutup, seluruh output dijual di pasar domestik, dan pengeluaran dibagi menjadi tiga komponen : konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah. Sedangkan dalam perekonomian terbuka, sebagian output dijual untuk domestik dan sebagian diekspor ke luar negeri. Kita bisa memilah pengeluaran atas output pada perekonomian terbuka Y menjadi empat komponen :
-          Cd, konsumsi barang dan jasa domestik.
-          Id, investasi dalam barang dan jasa domestik.
-          Gd, pembelian pemerintah atas barang dan jasa domestik.
-          EX, ekspor barang dan jasa domestik.

Pembagian pengeluaran menjadi empat komponen ditunjukan dalam identitas :
Y = Cd + Id + Gd + EX
Sedikit manipulasi dapat membuat identitas ini lebih berguna. Untuk itu, catat bahwa pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestik untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa luar negeri. Karena itu, konsumsi total C sama dengan konsumsi barang dan jasa domestik Cd ditambah konsumsi barang dan jasa luar negeri Cf ; investasi total I sama dengan investasi dalam barang dan jasa domestik Id; ditambah investasi dalam barang dan jasa luar negeri If; dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja pemerintah atas barang dan jasa domestik Gd ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa mancanegara Gf. Jadi,
C = Cd + Cf.
I = Id + If
G= Gd + Gf

Dan jika persamaan diatas digabung maka menjadi :
Y = Cd + Cf + Id + If + EX – ( Cf  +  If  + Gf )
Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa luar negeri ( Cf + If + Gf ) adalah pengeluaran untuk impor (IM). Jadi, kita bisa menuliskan identitas perhitungan pendapatan nasional di atas menjadi :
Y = Cd + Id + Gd + EX – IM
Karena pengeluaran impor di masukkan dalam pengeluaran domestik ( C + I + G ), dan karena barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri bukanlah bagian dari output suau negara, maka persamaan ini harus dikurangi dengan pengeluaran untuk impor. Dengan mendefenisikan ekspor neto ( net exports ) sebagai ekspor dikurang impor ( NX = EX – IM ), identitas tersebut menjadi :
Y = C + I + G + NX
Persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestik adalah jumlah dari konsumsi investasi, belanja pemerintah, dan net exports.
Identitas perhitungan pendapatan nasional menunjukkan hubungan antara output domestik, pengeluaran domestik, dan net exports. Dengan demikian :
NX = Y – ( C + I + G )
Pendapatan nasional dikurangi dengan konsumsi masyarkat, investasi masyarakat, dan belanja pemerintah harus sama nilainya dengan NX dan disebut ekonomi berimbang.

Tabungan Perekonomian

S = I
Keterangan :
S : Saving
I : Investment

SN = Y – C – G ( tabungan nasional ) untuk keseluruhan.
SP = Y – T – C ( tabungan perorangan ) untuk keperluan negara.
SM = T – G ( tabungan masyarkat ) untuk masyarakat.
Jika T ≥ G = surplus dan jika T ≤  G = defisit, Karena itu :

S = I + NX
Dengan mengurangi I dari kedua sisi persamaan tersebut, kita bisa menulis identitas perhitungan pendapatan nasional sebagai :
S – I = NX
Bentuk perhitungan pendapatan nasional ini menunjukkan bahwa ekspor neto suatu perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara tabungannya dan investasinya. Jika S – I dan NX adalah positif, kita memiliki surplus perdagangan ( trade surplus ). Dalam kasus ini, kita adalah negara donor di pasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang serta jasa daripada mengimpornya. Jika S – I dan NX adlah negatif, kita memiliki defisit perdagangan ( trade defisit ). Dalam hal ini, kita adalah negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita lebih banyak mengimpor barang dan jasa dari pada mengekspornya. Jika S – I dan NX adlah nol, kita katakan memiliki perdagangan berimbang ( balanced trade ) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor.


Kondisi perekonomian di suatu negara ada 3 yaitu surplus, berimbang dan defesit. Disuatu negara tidak mungkin ekspornya lebih besar dari pada impor dan juga yang besarnya sama seperti ekspor.
Surplus, jika ekspor lebih besar dari pada impor, maka ekspor dikurangi impor akan lebih besar dari pada nol. Sehingga pendapatan nasional lebih besar dari jumlah konsumsi, investasi dan belanja pemerintah. Negara yang surplus adalah negara Korea, Singapura, dan Jepang.
Defisit, tidak selamanya defisit buruk bisa jadi baik, untuk menatangkan modal dari luar negeri dan juga faktor dalam negeri terkontrol.

Kurs

Kurs ( exchange rate ) antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs terbagi menjadi dua bagian yaitu : kurs nominal dan kurs riil.
Kurs Nominal ( nominal exchenge rate ) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Contoh, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar maka anda bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang. Orang jepang yang ingin memiliki dolar akan membayar 120 yen untuk setiap dolar yang dibelinya. Orang Amerika yang ingin memiliki yen akan mendapatkan 120 yen untuk setiap dolar yang ia bayar. Ketika orang – orang mengacu pada “kurs” di antara kedua negara, mereka biasanya mengartikan sebagai kurs nominal.
Kurs Riil ( real exchange rate ) adalh harga relatif dari barang – barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan barang – barang dari suatu negara untuk barang – barang dari negara lain. Kurs riil kadang – kadang disebut terms of trade. Secara lebih umum, kita bisa menulis perhitungan ini sebagai :
Kurs Riil = Kurs Nominal x Harga Barang Domestik : Harga Barang Luar Negeri

Perhitungan kurs Riil untuk barang tunggal ini menjelaskan bagaimana seharusnya kita mendefenisikan kurs riil untuk kelompok barang yang lebih luas. Kita nyatakan e sebagai kurs nominal ( jumlah yen per dolar ), P adalah tingkat harga Amerika Serikat ( diukur dalam dolar ), dan P* adalah tingkat harga di Jepang ( diukur dalam yen ). Maka kurs riil € adalah
Kurs Riil = Kurs Nominal x Rasio Tingkat Harga
            € =       e          x          ( P/P* )

Kurs riil di antara kedua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat bunga di kedua negara, jika kurs riil tinggi, barang – barang luar negeri relatif lebih murah, dan barang – barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang – barang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang – barang domestik relatif lebih murah.




Faktor – Faktor Penentu Kurs Riil

Faktor – faktor penentu kurs riil adalah :
-          Kurs riil terkait dengan ekspor neto. Bila kurs riil lebih rendah, barang – barang domestik relatif lebih murah dibanding barang – barang luar negeri, dan ekspor neto lebih besar.
-          Neraca perdagangan ( ekspor neto ) harus sama dengan arus modal keluar neto, yang sama dengan tabungan dikurang investasi. Tabungan dipengaruhi oleh fungsi konsumsi dan kebijakan fiskal; sementara investasi dipengaruhi oleh fungsi investasi dan tingkat bunga dunia.

     Bagaimana kurs riil ditetapkan? Kurs riil ditetapkan oleh perpotongan garis vertikal yang menunjukkan tabungan dikurang investasi dengan skedul ekspor – neto yang memiliki kemiringan negatif. Pada perpotongan ini, jumlah dolar yang ditawarkan untuk arus modal keluar neto sama dengan jumlah dolar yang diminta untuk ekspor barang dan jasa neto.
   Dampak kebijakan fiskal Ekspansioner dalam negeri terhadap kurs riil, kebijakan fiskal ekspansioner dalam negeri, seperti peningkatan belanja pemerintah atau pemotongan pajak, mengurangi tabungan nasional. Akibatnya pengurangan tabungan menurunkan jumlah dolar yang ditukarkan menjadi mata uang asing turun dan bergeser lalu meningkatkan kurs riil ekuilibrium.
    Kebijakan fiskal luar negeri apa yang terjadi dengan kurs riil juka pemerintah asing meningkatkan belanja pemerintah atau memotong pajak? Perubahan kebijakan fiskal ini akan mengurangi tabungan dunia dan manaikkan tingkat bunga dunia. Kenaikan tingkat bunga dunia akan mengurangi investasi domestik I, yang meningkatkan S – I dan NX, sehingga menyebabkan surplus perdagangan.

   Faktor – Faktor Penentu Kurs Nominal

   Kurs nominal bisa dituliskan sebagai berikut :
e = € x ( P*/P )
   persamaan ini  menunjukkan bahwa kurs nominal bergantung pada kurs riil dan tingkat harga di kedua negara. Berdasarkan nilai kurs riil, jika tingkat harga domestik P meningkat, maka kurs nominal e akan turun: karena dolar berkurang nilainya, maka satu dolar akan membeli lebih sedikit yen. Di sisi lain, jika tingkat harga Jepang P* meningkat, maka kurs nominal akan meningkat : karena nilai berkurang nilainya, satu dolar akan membeli lebih banyak yen. Persamaan kurs bisa ditulis

perubahan % dalam e = Perubahan % dalam € + perubahan % dalam P* - Perubahan % dalam P.

Perubahan presentase dalam € adalah perubahan kurs riil. Perubahan presentase dalam P adalah tingkat inflasi domestik π, dan perubahan presentase dalam P* adalah tingkat inflasi negara lain π*. Jadi perubahan presentase dalam kurs nominal adalah :

Perubahan % dalam e = Perubahan % dalam € + (π* - π)
Perubahan Presentase    Perubahan Presentase              selisih
                                    =                                     +
Dalam kurs Nominal                  dalam kurs Riil            tingkat inflasi

Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan presentase dalam kurs nominal antara mata asing dari kedua negara sama dengan presentase perubahan dalam kurs riil ditambah selisih tingkat inflasinya. Jika suatu negara memiliki tingkat inflasi yang relatif tinggi terhadap Amerika Serikat, satu dolar akan membeli jumlah mata uang asing yang semakin lama semakin banyak sepanjang waktu. Jika suatu negara memiliki tingkat inflasi yang relatif rendah terhadap Amerika Serikat, satu dolar akan membeli jumlah mata uang asing ynag semakin lama semakin sedikit sepanjang waktu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar