Jumat, 06 Oktober 2017

Pendapatan Nasional Dalam Pendekatan Ekonomi Islam



Nur Auliah
1601270017
Perbankan Syariah '16 3A pagi


PENDAPATAN NASIONAL DALAM
PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

1.      Pengertian dan Ruang Lingkup Pendapatan Nasional.
Secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun.  Istilah yang terkait dalam pendapatan nasional beragam antara lain : produk domestik bruto ( gross domestic product/GDP), produk nasional bruto (gross national product/GNP), serta produk nasional neto (net national product/NNP).
Pendapatan nasional yang merupakan ukuran terhadap aliran uang dan barang dalam perekonomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu :
a.       Pendekatan produksi (production apporoach).
b.      Pendekatan pendapatan (income apporoach).
c.       Pendekatan pengeluaran (expenditure apporoach).

2.      Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Produksi (Gross Domestic Product/GDP)
 Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) dari semua sektor produksi. Penggunaan konsep nilai ini tambah dilakukan guna menghindari terjadinya perhitungan ganda (double count).  Barang yang dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional hanya barang jadi atau barang siap pakai (final goods).        
Sektor industri dikelompokkan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC (International Standart Industri Classification) yang meliputi:
a.       Sektor produksi pertanian.
b.      Sektor produksi pertambangan dan penggalian.
c.       Sektor industri manufaktur.
d.      Sektor produksi listrik, gas dan air minum.
e.       Sektor produksi bnagunan.
f.       Sektor produksi perdagangan , hotel dan restoran.
g.       Sektor produksi transportasi dan komunikasi.
h.      Sektor produksi bank dan lembaga keuangan lainnya.
i.        Sektor produksi sewa rumah.
j.        Sektor produksi pemerintahan dan pertahanan.
k.      Sektor produksi jasa lainnya.

3.      Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (Gross National Product/GNP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit-unit ekonomi, yaitu:
a.       Rumah tangga berupa konsumsi (consumption/C)
b.      Perusahaan berupa investasi (investasment/I)
c.       Pengeluaran pemerintah (goverment/G)
d.      Pengeluaran ekspor dan impor (export-import/X-M).

Persamaannya sebagai berikut:
-          Y=C+I, untuk perekonomian tertutup tanpa peranan pemerintah.
-          Y=C+I+G, untuk perekonomian tertutup dengan peranan pemerintah.
-          Y=C+I+G+X-M, untuk perekonomian terbuka.
GDP adalah nilai barang jadi yang diproduksi di dalam negeri. Dan GNP  adalah ada bagian barang atau jasa yang diperoleh dari luar negeri.
Ada 3 kondisi  yang mungkin terjadi pada suatu negara.
-          Nilai GDP lebih besar dari GNP (GDP>GNP)
Penghasilan penduduk suatu negara yang kerja diluar negeri lebih sedikit dibandingkan penghasilan orang saing dinegara itu.
-          Nilai GDP lebih kecil GNP (GDP<GNP)
Penghasilan penduduk yang bekerja diluar negeri lebih besar dibandingkan penghasilan orang asing dinegara itu.
-          Nilai GDP sama dengan GNP (GDP=GNP)
Penghasilan penduduk yang bekerja diluar negeri akan sama besar dengan penghasilan orang asing dinegara itu.


4.      Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan (Net National Product/NNP)
 Berbeda dengan GNP, maka NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari stok modal yanga ada selama periode tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang harus disisihkan untuk menjaga kapasitas priduksi dari perekonomian.
GDP Rill (Real GDP) dan GDP Nominal (Nominal GDP)
GDP nominal mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut atau dikenal dengan istilah current price. Sedangkan yang dimaksud dengan GDP riil mengukur nilai output atau pendapatan nasional pada periode tertentu menurut harga yang ditentukan (harga pada tahun dasar atau dikenal dengan istilah harga konstan/constant price).

5.      Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP riil dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) atau kesejahteraan pada suatu negara.
Hal yang membedakan sistem ekonomi islam dengan ekonomi lainnya adalah penggunaan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, dimana komponen-komponen rohaniah masuk kedalam pengertian falah ini. Ekonomi islam dalam arti sebeuah sistem ekonomi (nidhom al-iqtishad) merupakan sebuah sistem yang dapat mengantar umat manusia kepada real welfare (falah), kesejahteraan yang sebenarnya.
Namun lebih sering kesejahteraan itu diwujudkan pada peningkatan GNP yang tinggi, kalau dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan per capita income yang tinggi.  
Setidaknya ada 4 hal yang smestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih dan tidak biasa. Yaitu:
A.     Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Penyebaran Pendapatan Individu Rumah Tangga
Kendati GNP dikatakan dapat mengukur kinerja kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar, GNP tidak dapat menjelaskan komposisi dan distribusi nyata dari output per kapita. Semestinya, perhitungan pendaptan nasional islami harus dapat mengenali penyebaran alamiah dari output perkapita tersebut, karena dari sinilah nilai-nilai sosial dan ekonomi islami bisa masuk. Jika penyebaran pendapatan individu secara nasional bisa dideteksi secara akurat, maka akan dengan mudah dikenali seberapa besar rakyat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
B.      Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Produksi Disektor Pedesaan
Satu contoh betapa tidak sempurnanya perkiraan produksi komoditas subsisten ini adalah, kita tidak pernah benar-benar dpat mengetahui berapa sesungguhnya pendapatan masyarakat desa dari sektor subsisten ini. Oleh karena itu, kita juga tidak mengetahui, sekarang ini kondisinya dan apakah sedang naik atau turun. Untuk mengetahui tingkat produksi komoditas subsisten ini, harus diketahui terlebih dahulu tingkat harga yang digunakan. Pada umumnya  ada dua jenis harga pasar, yakni harga yang secara nyata diterima petani atau diharapkan akan diterima oleh petani, dan satu set harga lainnya adalah nilai yang dibayar oleh konsumen di pasar eceran.
C.       Pendapatan Nasional Harus Dapat Mengukur Kesejahteraan Ekonomi Islami
Sangat penting untuk mengekspresikan kebutuhan efektif atau kebutuhan dasar akan barang dan jasa, sebagai persentase total konsumsi. Hal itu perlu dilakukan karena, kemampuan untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti pangan, perumhan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih, rekreasi dan pelayanan publik lainnya, sesungguhnya bisa menjadi ukuran bagaimana tingkat kesejahteraan dari suatu negara atau bangsa.
D.     Perhitungan Pendapatan Nasional Sebagai Ukuran Dari Kesejahteraan Sosial Islami Melalui Pendugaan Nilai Santunan Antarsaudara dan Sedekah
Kita tahu bahwa GNP adalah ukuran moneter dan tidak memasukkan transfer payments seperti sedekah. Namun, haruslah disadari, sedekah memeiliki peran yang signifikan di dalam masyarakat islam. Dan ini bukan sekedar pemberian secara sukarela pada orang lain namun merupakan bagian dari kepatuhan dalam menjalankan kehidupan beragama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar