Jumat, 23 Februari 2018

EMF : UANG DAN INFLASI



Nur Auliah
1601270017
4A Perbankan Syariah’16 Pagi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Dosen : Totok Harmoyo SE,M.Si
UANG DAN INFLASI
1.      Pengertian Uang
Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefenisikan sebagai setiap alat tukar yang diterima secara umum. Alat tukar ini bisa berupa apapun yang diterima orang dalam masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut juga uang barang.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefenisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang – barang dan jasa – jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.  

2.      Fungsi Uang
Uang memiliki tiga fungsi yaitu sebagai store of value, unit of account, medium of exchange, berikut penjelasannya :
Sebagai unit hitung ( store of value ) bisa disebut menyimpan harta kita dalam bentuk uang. Jika kita mendapatkan uang maka kita bisa menyimpannya dan membelanjakannya besok, minggu depan atau bulan depan.
Sebagai unit hitung ( unit of account ) bisa disebut alat untuk menilai harta. Uang memberikan ukuran di mana harga ditetapkan dan utang dicatat.  
Sebagai media pertukaran ( medium of exchange ) bisa disebut dengan alat jual beli. Uang adalah apa yang kita gunakan untuk membeli barang dan jasa.
Agar dapat memahami fungsi uang, cobalah kita bayangkan suatu perekonomian tanpa uang atau kita sebut saja perekonomian barter. Perekonomian semacam itu perdagangan membutuhkan double coincedence of want suatu peristiwa yang secara kebetulan terjadi antara dua orang yang masing – masing menginginkan barang dari pihak lain yang berada pada waktu dan tempat yang sama atau tepat untuk melakukan pertukaran.

3.      Jenis – Jenis Uang
Uang memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Uang yang mengandung unsur intrinsik adalah fiat money atau disebut uang atas – unjuk, dulu dalam sejarah manusia banyak jenis uang sebagai alat tukar menukar seperti uang dari tembaga, emas, perak bahkan ada alat tukar dengan menggunakan kulit, biji kerang, dll. Dan pada masa ini banyak yang pemikiran yang menyatakan bahwa memakai uang emas itu ribet, namun justru yang ribet itu menggukan uang kertas, jika uang kertas bernilai 1 milyar itu jika kita bawa bisa beberapa tas, belum lagi resiko dirampok oleh penjahat atau semacamnya. Nmaun, jika memakai emas itu akan lebih  mudah, karena emas yang senilai 1 milyar hanya 1 batang sabun mandi.
Dimasa lalu sebagian besar masyarakat telah menggunakan komoditas dengan nilai intrinsik sebagai uang yang disebut uang komoditas ( commodity money ). Contoh uang komoditas yang paling banyak digunakan adalah emas. Ketika orang menggunakan emas sebagai uang ( atau uang kertas yang dapat ditebus dengan emas ), perekonomian itu dikatakan menggunakan standar emas ( gold standard ). Emas adalah suatu bentuk uang komoditas karena bisa digunakan untuk berbagai tujuan yaitu sebagai perhiasan, penambal gigi, dan lain sebagainya, sebagaimana untuk transaksi.

4.      Bagaimana Kuantitas Uang Dikendalikan
Jumlah uang yang tersedia disebut jumlah uang beredar ( money supply ). Uang yang beredar adalah uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang yang biasa kita gunakan sekarang atau uang kertas dan uang koin. Uang giral itu adalah berbentuk kartu kredit, tabungan, atm dll. Uang Quasy uang yang bentuknya deposito dan butuh waktu untuk mengambilnya tidak bisa langsung ambil tidak seperti uang giral yang kapanpun kita bisa mengambilnya. Dalam erekonomian yang menggunakan uang komoditas, jumlah uang beredar adalah jumlah dari komodias itu. Dalam perekonomian yang menggunakan fiat money, seperti sebagian perekonomian dewasa ini, pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang. Tingkat pengenaan pajak ( taxation ) dan tingkat pembelian pemerintah merupakan instrumen kebijakan pemerintah, begitu pula jumlah uang beredar. Kontrol atas jumlah uang beredar disebut kebijakan moneter ( monetary policy ).  
Kebijakan moneter adalah segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah di bidang moneter ( keuangan ) yang tujuannya untuk menjaga kestabilan moneter agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter meliputi :
a.       Kebijakan penetapan persediaan kas.
Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan yang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank – bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
b.      Kebijakan dikonto.
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah uangyang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
c.       Kebijakan Operasi pasar terbuka.
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat – surat berharga, misalnya Surat Utang Negara ( SUN ). Semakin banyak jumlah surat – surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi. 

5.      Kuantitas Uang Diukur
Bagaimana kita bisa mengukur kuantitas uang dalam perekonomian yang lebih kompleks ? jawabnnya tidak jelas, karena tidak ada aset tunggal yang digunakan untuk seluruh transaksi. Orang bisa menggunakan berbagai aset untuk melakukan transaksi, seperti uang tunai atau cek, meskipun sebagian aset lebih mudah digunakan dari pada yang lainnya.
Aset yang paling jelas untuk dimasukkan dalam kuantitas uang adalah mata uang ( currecy ) atau disebut juga uang kartal, yaitu jumlah uang kertas dan uang logam yang beredar sebagian besar transaksi harian menggunakan mata uang sebagai media pertukaran.
Jenis aset kedua yang digunakan dalam transaksi adalah rekening Giro ( demand deposits ),dana yang dipegang orang dalam rekening ceknya ( checking accounts). Jika sebagian besar penjual menerima cek pribadi, aset dalam rekening cek hampir sama mudahnya digunakan dengan mata uang.  Dengan ini dinyatakan bahwa cek juga termasuk suatu aset yang mudah dipergunakan sama halnya dengan mata uang. Karena juga lebih mudah untuk melakukan transaksi, karena itu aset ini bisa dimasukkan dalam kuantitas uang.

6.      Teori Kuantitas Uang
Teori yang akan kita kembangkan yaitu disebut dengan teori kuantitas uang ( quantity theory of money ). Hubungan di antara trnasaksi dan uang ditunjukkan dalam persamaan berikut, yang disebut persamaan kuantitas ( quantity equetion ).

M x V = P x T

Persamaan kuantitas menyatakan transaksi. T menunjukan total jumlah transaksi selama periode waktu tertentu, katakanlah setahun. Dengan kata lain, T adalah berapa kali dalam setahun barang dan jasa dipertukarkan dengan uang. P adalah harga dari suatu transaksi tertentu – jumlah dolar yang dipertukarkan. Produk dari harga transaksi dan jumlah transaksi, PT, sama dengan jumlah dolar yang dipertukarkan setahun. Persamaan kuantitas  menyatakan uang yang digunakan untuk melakukan transaksi M adalah kuantitas uang. V disebut perputaran uang transaksi ( transactions velocity of money ) dan mengukur tinngkat di mana uang bersikulasi dalam perekonomian. Dengan kata lain, perputaran menyatakan berapa kali uang berpindah tangan dalam periode waktu tertentu.

7.      Dari Transaksi Menjadi Pendapatan
Ketika mempelajari peran uang dalam perekonomian, para ekonom biasanya menggunakan versi persamaan kuantitas yang agak berbeda selain yang diperkenalkan di atas. Persamaan pertama mengandung masalah, yaitu jumlah transaksi sulit diukur. Untuk memecahkan masalah ini, jumlah transaksi T digantin dengan output total dari perekonomian Y.
Transaksi dan output sangat berkaitan, karena semakin banyak perekonomian berproduksi, semakin banyak barang dibeli dan dijual. Namun demikian, keduanya tidak sama. Ketika seseorang menjual mobil bekas untuk orang lain, misalnya, mereka melakukan transaksi dengan menggunakan uang, meskipun mobil bekas bukan bagian dari output sekarang. Akan tetapi, nilai uang dari transaksi adalah  proporsional terhadap nilai uang dari output.
Jika Y menyatakan jumlah output dan P menyatakan harga satu unit output, maka nilai uang dari output adalah PY. Persamaan kuantitas menjadi :

M x V = P x Y

Karena Y merupakan jumlah pendapatan total, V dalam  persamaan kuantitas versi ini disebut perputaran pendapatan uang ( income velocity of money ). Perputaran pendapatan uang menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu. Persamaan kuantitas versi ini adalah yang paling umum, dan satu – satunya persamaan yang akan kita gunakan sejak saat ini.

8.      Inflasi dan Tingkat Bunga
Para ekonom menyebutkan tingkat bunga yang dibayar bank sebagai tingkat bunga nominal ( nominal interest rate ) dan kenaikan daya beli anda dengan tingkat bunga riil ( real interest rate ). Jika i menyatakan tingkat bunga nominal, r tingkat bunga riil, dan π tingkat inflasi, maka hubungan di antara ketiga variabel tersebut bisa ditulis sebagai :
r = i – π
tingkat bunga riil adalah perbedaan di antara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi.

9.      Efek Fisher
Jika kita atur kembali persamaan tingkat bunga riil di atas, kita bisa melihat bahwa tingkat bunga nominal adalah jumlah tingkat bunga riil dan tingkat inflasi :

i = r + π
Persamaan di atas disebut persamaan Fisher ( fisher equation ). Persamaan itu menunjukkan tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan : karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah.
Setelah kita memisahkan tingkat bunga nominal menjadi dua bagian, kita bisa gunakan persamaan ini untuk mengembangkan teori yang menjelaskan tingkat bunga nominal. Bab 3 menunjukkan bahwa tingkat bunga riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan tabungan dan investasi. Teori kuantitas uang menunjukkan bahwa tingakat pertumbuhan uang menentukan tingkat inflasi. Persamaan fisher meminta kita menambah tingkat bunga riil dengan tingkat inflasi untuk menentukan tingkat bunga nominal.
Teori kuantitas dan persamaan fisher sama – sama menyatakan bagaimana pertumbuhan uang memperngaruhi tingkat bunga nominal. Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi. Menurut persamaan fisher, kenaikan  1 persen dalam tingkat inflasi sebaliknya menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal. Hubungan satu – untuk – satu antara tingkat inflasi dan tingkat bunga nominal disebut efek Fisher.


Jumat, 16 Februari 2018

EMF : MENGUKUR NILAI AKTIVITAS EKONOMI Gdp, Gnp, Nnp, Ihk & Pendapatan Maksimal



Nur Auliah
1601270017
4A Perbankan Syariah’16 Pagi UMSU
Dosen : Totok Harmoyo SE,M.Si
  MENGUKUR NILAI AKTIVITAS EKONOMI
Gdp, Gnp, Nnp, Ihk & Pendapatan Maksimal
       Inti dari pengelolaan kebijakan  moneter dan fiskal adalah untuk mengelola perekonomian. Tujuan dari perekonomian adalah untuk pemerataan ekonomi, dan dalam mencapai tujuan itu kita harus memahami GNP dan GDP.
1.      GDP ( Gross Domestic Product )
     GDP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu wilayah dalam negeri, negara tertentu baik oleh warga negaranya sendiri ataupun oleh pihak asing.
Untuk memperoleh gambaran tentang GDP/PNB kita harus mempelajarinya seperti diibaratkan sebuah perusahaan roti. Perusahaan menggunakan para pekerjanya untuk memproduksi roti, yang kemudian dijual ke rumah tangga. Dengan demikian, tenaga kerja menyalurkan dari rumah tangga ke perusahaan, dan roti menyalurkan dari perusahaan ke rumah tangga. Rumah tangga membeli roti dari perusahaan. Perusahaan menggunakan sebagian penerimaannya dari penjualan ini untuk membayar upah tenaga kerja mereka, dan sisanya adalah keuntungan yang dinikmati para pemilik perusahaan dan mereka itu juga adalah bagian dari sektor rumah tangga. Dengan demikian, pengeluaran atas roti menyalurkan dari rumah tangga ke perusahaan, dan pendaatan dalam bentuk upah dan laba (keuntungan) menyalurkan dari perusahaan ke rumah tangga. Jadi gambaran dari PDB pada contoh diatas menjelaskan bahwa bahan baku utama untuk membuat roti adalah tenaga kerja.

a.       GDP Riil dan GDP Nominal
Untuk mengukur GDP riil adalah dengan harga tahun dasar atau disebut juga harga konstan. Ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik akan menghitung output barang dan jasa perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga, ini disebut dengan GDP riil. Untuk mengetahui perhitungan GDP riil kita akan menbandingkan output pada tahun 2009 dengan output pada tahun berikutnya dalam perekonomian jeruk- apel- dan buah naga. Kita bisa muali dengan memilih sekumpulan harga, misalnya harga yang berlaku pada tahun 2009. Barang dan jasa lalu ditambahkan dengan menggunakan harga dasar-tahunan ini  untuk menilai barang-barang yang berbeda di kedua tahun. GDP Riil di tahun 2009 adalah
GDP Riil 2009 : 25 kg x 10.000 + 15 kg x 20.000 + 10 kg x 15.000
                                    = 700.000
Begitu juga pada tahun-tahun berikutnya, bahwa harga GDP pada tahun 2009 digunakan untuk menghitung GDP Riil tiga tahun berikutnya. Karena harga dipertahankan konstan, GDP riil bervariasi dari tahun ke tahun hanya jika jumlah yang diproduksi berbeda. Karena kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bagi para anggotanya sangat bergantung pada jumlah brang dan jasa yang diproduksi, maka GDP riil meberikan ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik ketimbang GDP Nominal.
Untuk mengukur GDP Nominal adalah dengan harga yang berlaku pada tahun itu.
Contoh perhitungan GDP Nominal dalam perekonomian jeruk-apel- buah naga seperti contoh GDP Riil diatas.
GDP Nominal 2009    : 30 kg x 12.000 + 15 kg x 30.000 + 20 kg x 17.000
                                    = 1.000.000
Namun jika GDP Riil : 30 kg x 10.000 + 15 kg x 20.000 + 20 kg x 15.000
                                    = 800.000
Dicontoh ini dapat menjelaskan bahwa jika harga yang dibuat tidak menggunakan harga dasar seperti contoh GDP riil diatas tapi menggunakan harga pada tahun itu. Sedangkan jika harga GDP nominal diganti dengan harga GDP riil maka harga keseluruhan menjadi turun. Namun GDP nominal ini adalah ukuran yang tidak secara akurat mencerminkan sejauh mana perekonomian bisa memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Jika seluruh harga digandakan tanpa perubahan dalam jumlah, GDP  akan berlipat ganda. Tetapi tidak benar jika kita mengatakan bahwa kemampuan perekonomian untuk memuaskan permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang diproduksi tetap sama.
Mengapa harus ada Nominal dan Riil karena kita masih menggunakan uang kertas lebih baik menggunakan uang emas, karena lebih stabil jika kita menggunakan uang kertas maka inflasi lebih tinggi. Jika menggunakan uang emas pekerjaan pemerintah jadi berkurang dibandingkan uang kertas.
2.      GNP ( Gross National Product )
 GNP adalah barang dan jasa yang dihasilakan oleh warga negara/penduduk suatu negara selama satu tahun, baik yang tinggal di dalam negeri maupun luar negeri. Atau GDP
+ transfer dari luar negeri – transfer ke luar negeri. Contohnya ketika kita mendirikan bank di Lluar negeri dan ketika sudah mendapatkan deviden maka deviden itu di bawa pulang ke negara asal atau ke negara pendiri pertama bank tersebut. Untuk mendapatkan GNP kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi ( upah, laba, dan sewa )dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor ke seluruh dunia. Dalam GNP ada bagian barang atau jasa yang diperoleh dari luar negeri.

3.      NNP ( Net National Product )
Untuk mendapatkan produk nasional netto ( NNP ), kita kurangi depresiasi modal -jumlah persediaan pabrik pabrik, peralatan, dan struktur residensial perekonomian yang habis dipakai selama setahun. Atau NNP = GNP – Depresiasi. Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang harus disisihkan untuk menjaga kapasitas produksi dari perekonomian. Biasanya data GNP lebih banyak digunakan dibandingkan dengan NNP karena persoalan estimasi penyustan mungkin tidak teliti dan juga tidak tersedia dengan cepat sedangkan perkiraan GNP tersedia dalam bentuk sementara.  Contohnya bila kita membeli sebuah mobil seharga 100 jt maka setelah setahun nilai dari mobil tersebut akan berkurang atau mengalami penyusutan  harga karena bentuk nya yang tidak mulus seperti baru, lalu dihitung keseluruhan GNP dikurang dengan Depresiasi maka dapatlah nilai NNP.

4.      Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis tidak langsung, seperti pajak penjualan. Pajak penjualan, yang jumlahnya kira – kira 10 persen dari NNP, memunculkan irisan di antara harga yang dibayar konsumen atas suatu barang dan harga yang diterima perusahaan. Karena perusahaan – perusahaan tidak pernah menerimanya, maka irisan pajak ini bukan bagian dari pendapatan mereka. Ketika kita mengurangi pajak usaha tidak langsung dari NNP, kita mendapatkan ukuran yang disebut pendapatan nasional ( national income ). Atau pendapatan nasional = NNP – Pajak.
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan permintaan akhir unit – unit ekonomi, yaitu :
a.       Rumah tangga berupa konsumsi ( consumption / C )
b.      Perusahaan berupa investasi ( investment / I )
c.       Pengeluaran pemerintah ( goverment / G )
d.      Pengeluaran ekspor dan impor ( export – import / X – M )

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini  biasa dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
Y = C + I + G + X - M
Pos pendapatan nasional membagi pendapatan nasional menjadi lima komponen, bergantung ada cara pendapatan itu dieroleh. Lima kategori itu, dan presentase pendapatan nasional yang dibayar dalam setiap kategori, adalah :
-          Kompensasi pekerja ( 71,3 % ). Upah dan tunjangan yang dihasilkan pekerja.
-          Pendapatan perusahaan perseorangan ( 9,5 % ). Pendapatan bisnis nonkroporasi, seperti lahan pertanian kecil, toko kelontong kecil, dan konsultan hukum.
-          Pendapatan sewa ( 1,4 % ). Pendapatan yang diterima tuan tanah, termasuk sewa terkait yang “dibayar” para pemilik rumah untuk mereka sendiri, dikurangi biaya, seperti depresiasi.
-          Laba kororasi ( 12,4 % ). Pendapatan korporasi setelah pembayaran ke para pekerjaan dan kreditor.
-          Bunga neto ( 5,4 % ). Bunga yang dibayar perusahaan domestik dikurangi bunga yang mereka terima, ditambah bunga yang diterima dari pihak asing.

5.      IHK ( Index Harga Konsumen ) / CPI ( Consumer Price Index )
Ukuran mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah IHK atau CPI. CPI adalah suatu indikator inflasi. Biro statistik tenaga kerja, yang merupakan bagian dari Departemen Tenaga Kerja AS, bertugas menghitung CPI. Perhitungan itu dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga.
CPI adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
IHK = Harga – harga komoditi tahun berjalan x jumlah produksi  /  harga – harga komoditi tahun dasar x jumlah produksi.
Indeks Harga Konsumen adalah indeks harga yang paling sering dan dipakai, tetapi bukan satu – satunya indeks. Masih ada indeks harga produsen, yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan, bukan konsumen. Selain indeks harga keseluruhan, biro statistik tenaga kerja juga menghitung indeks harga untuk jenis – jenis barang tertentu, seperti makanan, perumahan, dan energi.
Karena begitu banyak yang mengandalkan CPI, penting untuk menjamin bahwa ukuran tingkat harga ini akurat. Banyak ekonom percaya bahwa, untuk sejumlah alasan, CPI cenderung melebihkan nilai inflasi.
Satu masalah adalah bsa substansi yang kita bahas sebelumnya. Karena mengukur harga dari sekelompok barang tetap, CPI tidak mencerminkan kemampuan konsumen melakukan substansi ke barang – barang yang harga relatifnya rendah. Jadi, ketika harga relatif berubah, biaya hidup yang sebenarnya tidak meningkat secepat CPI.
Masalah kedua adalah peluncuran produk – produk baru. Ketika sebuah produk baru di luncurkan ke pasar, konsumen merasa lebih baik, karena mereka memiliki lebih banyak produk pilihan. Sebenarnya, peluncuran produk baru meningkatkan nilai riil dolar. Namun peningkatan daya beli dolar ini tidak tercermin dalam CPI yang lebih rendah.
Masalah ketiga  adalah perubahan – perubahan mutu yang tidak terukur. Ketika perusahaan mengubah mutu produk yang dijualnya, tidak semua perubahan harga produk mencerminkan perubahan biaya hidup. Biro analisi ekonomi bertugas menghitung perubahan – perubahan dalam mutu produk sepanjang waktu. Misalnya, jika ford meningkatkan tenaga kerja model mobil tertentu dari satu tahun ke tahun berikutnya, CPI akan mencerminkan perubahan : harga mobil yang disesuaikan dengan mutunya tidak akan meningkat secepat harga yang tidak disesuaikan  dengan mutunya tidak akan meningkat secepat harga yang tidak disesuaikan. Namun, banyak perubahan dalam kualitas sukar diukur, misalnya dalam hal keamanan dan kenyamanan. Jika peningkatan mutu yang tidak terukur ( bukan penurunan mutu yang tidak terukur ) bersifat tipikal, maka CPI meningkat lebih cepat dari yang seharusnya.
Karena masalah pengukuran ini, sebagian ekonom telah menyarankan merevisi aturan untuk mengurangi derajat indeksasi. Misalnya, tunjangan jamninan sosial di indeks ke inflasi CPI dikurang 1 persen. Perubahan itu akan memberikan cara untuk menghilangkan masalah pengukuran ini. Pada saat yang sama, perubahan itu akan secara otomatis memperlambat pertumbuhan pengeluaran pemerintah.