Sabtu, 18 November 2017

UANG DAN PERMINTAAN UANG


NAMA : NUR AULIAH
NPM     : 1601270017
PRODI  : PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA



UANG DAN PERMINTAAN UANG
1.      Sejarah Uang
Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara mendiri. Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain. Masing-masing individu memenuhi kebutuhan makannya secara mandiri. Dalam periode yang dikenal sebagai priode prabarter ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli.
Pertukaran baerter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada waktu yang bersamaan dari pihak-pihak yang melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of want ini. Itulah sebabnya diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima oeh semua pihak. Alat tukar demikian kemudian disebut uang. Pertama kali uang dikenal dalam peradaban Sumeria dan Babylonia.

2.      Uang Barang (commodity money)
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang. Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi utama, agar suatu barang bisa dijadikan uang, antara lain :
-          Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang itu harus terbatas.
-          Daya tahan (durability), barang tersebut harus tahan lama.
-          Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai tinggi, sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam melakukan transaksi.
Kelemahan Uang barang diantaranya, uang barang tidak memiliki pecahan, sulit untuk disimpan dan sulit untuk diangkut.
3.      Uang Tanda/Kertas (token Money)
Ada beberapa keuntungan penggunaan uang kertas, diantaranya biaya pembuatan rendah, pengirimannya mudah, penambahan dan pengurangan lebih mudah dan cepat, serta dapat dipecah-pecahkan dalam jumlah berapa pun.
Namun kekurangan uang kertas juga cukup signifikan, antara lain uang kertas ini tidak bisa dibawa dalam jumlah yang besar dan karena dibuat dari kertas, sangat mudah rusak.

4.      Uang Giral (deposit money)
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya.
Kelebihan uang giral sebagai alat  pembayaran adalah :
-          Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga tidak bisa diuangkan oleh yang tidak berhak.
-          Dapat dipindahtangankan dengan cepat dan ongkos yang rendah.
-          Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan nilai transaksi.

5.      Fungsi Uang dalam Sistem Ekonomi
Dalam sistem perekonomian manapun, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Ini adalah fungsi utama uang. Dari fungsi utama uang ini, diturunkan fungsi-fungsi yang lain, seperti uang sebagai standard of value (pembakuan nilai), store of value (penyimpanan kekayaan), unit of account (satuan penghitungan), dan standard of defferrend payment ( pembakuan pembayaran tangguh).
Inilah penjelasan oleh Imam Ghazali bahwa emas dan perak hanyalah logam yang di dalam substansinya (zatnya itu sendiri) tidak ada manfaatnya atau tujuan-tujuannya. Menurut beliau, “kedua-duanya tidak memiliki apa-apa tetapi keduanya berarti segala-galanya”.

6.      Teori Permintaan Uang sebelum Keynes
Menurut Fisher jika terjadi sesuatu transaksi antara penjual dan pembeli, maka akan terjadi pertukaran uang dengan barang/jasa sehingga nilai dari uang yang ditukarkan pasti sama dengan barang/ jasa yang diperoleh. Secara sistematis dapat dituliskan sbg berikut :
MV = PT
            M : jumlah uang yang beredar ( penawaran uang)
V : tingkat kecepatan perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali uang berpindah tangan dari    satu periode tertentu.
P : adalah harga barang/jasa yang ditukarkan
T : adalah jumlah (volume) barang/jasa yang menjadi objek transaksi.
            Teori permintaan uang menurut Cambrige menyatakan bahwa permintaan uang tunai dipengaruhi oleh tingkat bunga, jumlah kekayaan yang dimiliki, harapan tingkat bunga dimasa yang akan datang, dan tingkat harga.
7.      Teori Permintaan Uang Menurut Keynes
            Teori keuangan yang dikemukakan keynes pada umumnya menerangkan tiga hal utama, yaitu: (1) tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang) (2) faktor-faktor yang menentukan tingkat bungan dan (3) efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.
            Terkait dengan tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (memegang uang), maka dapat diklasifikasikan atas 3 motif utama, yaitu:
1.      Motif transaksi (transaction motive)
2.      Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
3.      Motif spekulasi (speculation motive)

8.      Teori Permintaan Uang Setelah Keynes
Menurut Baumol, adanya lembaga keuangan yang memberikan bunga menyebabkan orang yang memegang uang tunai mengalami kerugian uang disebut opportunity cost dimana ia kehilangan kesempatan memperoleh bunga dari pendapatannya. Semakin tinggi tingkat bunga, maka akan semakin tinggi pula biaya yang harus ditanggung seseorang dalam memegang uang tunai. Apabila ia menyimpan semua pendapatannya di lembaga keuangan maka orang tersebut akan memperoleh keuntungan dari bunga tetapi ia tidak dapat melakukan transaksi atau melakukan konsumsi. Oleh karena itu seseorang akan menentukan jumlah uang yang akan dipakai untuk tujuan transaksi yang dapat mengoptimalkan penghasilan.
Menurut Tobin pendapat keynes tidak memuaskan karena keynes tidak memperhitungkan seseorang yang memegang uang atau kekayaannya dengan komposisi uang tunai dan surat berharga dalam komposisi yang berbeda-beda da keynes tidak memperhitungkan unsur ketidakpastian. Dalam menganalisa teori permintaan uang untuk tujuan spekulasi Tobin menggunakan pendekatan portofolio. Menurut Tobin setiap orang mengalami ketidakpastian.
Menurut Friedman, seseorang atau suatu perusahaan memgang uang tunai lebih kepada alasan kepuasan (utility) sebagaimana barang tahan lama lainnya. Konsumen baik rumah tangga maupun perusahaan memperoleh kepuasan memegang uang tunai dalam hal kemudahan dalam memegang alat pembayaran (uang) dibandingkan apabila memegang surat berharga yang memiliki resiko. Produsen memegang uang tunai karena alasan kemudahan dalam pembayaran tagihan pembelian input.

9.      Uang dalam Pandangan Islam
            Dalam sejarah islam, uang merupakan sesuatu yang diadopsi dari peradaban Romawi dan Persia. Ini memungkinkan karena penggunaan dan konsep uang tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dinar adalah mata uang emas yang diambil dari Romawi dan dirham adalah mata uang perak warisan dari peradaban Persia. Perihal dari Al-Quran dan Hadis dua uang logam mulia ini, emas dan perak, telah disebutkan baik dalam fungsinya sebagai mata uang atau sebagai harta dan lambang kekayaan yang disimpan.
           
Uang Kertas dalam Pandangan Islam
            Ketika uang kertas telah menjadai alat pembayaran yang sah, sekalipun tidak dilatarbelakangi lagi oleh emas, maka kedudukannya dalam hukum sama dengan kedudukan emas dan perak pada waktu Al-Quran diturunkan tengah menjadi alat pembayaran yang sah. Karena itu riba berlaku pada uang kertas. Uang kertas juga diakui sebagai harta kekayaan yang harus dikeluarkan zakat dari padanya. Dan zakat pun sah dikeluarkan dlam bentuk uang kertas. Begitu pula ia dapat digunakan sebagai alat untuk membayar mahar.

Hubungan Uang dengan Modal dalam Perspektif Ekonomi Islam
            Modal (capital) mengandung arti barang yang dihasilkan oleh alam atau buatan manusia, yang diperlukan bukan untuk memenuhi secara langsung keinginan manusia tetapi untuk membantu memproduksi barang lain yang pada gilirannya akan dapat memenuhi kebutuhan manusia secara langsung dan menghasilkan keuntungan.
            Uang tidak memiliki sifat seperti ini. Ketika seseorang menggunakan uang, maka jumlah uang itu habisa dan hilang. Kalau ia menggunakan uang tersebut dari pinjaman, maka ia menanggung hutang sebesar jumlah yang dipergunakan dan harus mengembalikan dalam jumlah yang sama (mitsl) bukan substasinya (a’in)

10.  Permintaan dan Penawaran Uang dalam Pendekatan Ekonomi Islam
Ada dua alasan utama memegang uang dalam ekonomi islam, yaitu motivasi transaksi dan berjaga-jaga. Spekulasi dalam pengertian keynes, tidak akan pernah ada dalam ekonomi islam, sehingga permintaan uang untuk tujuan spekulasi menjadi nol dalam ekonomi islam. Oleh karena itu, permintaan uang dalam ekonomi islam berhubungan dengan tingkat pendapatan. Keperluan uang tunai yang dipegang dalam jangaka waktu penerimaan pendapatan dan pembayarannya. Besarnyaa persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan dan frekuensi pengeluaran. Jika seseorang menerima pendapatan dalam bentuk uang tunai dan dalam waktu bersamaan dikeluarkan juga secara tunai, maka tidak perlu memegang uang untuk tujuan transaksi. Disini tidak ada interval waktu untuk menjembataninya. Dalam hubunganya dengan kebutuhan pribadi, sesungguhnya persediaan uang tunai yang dipegang akan lebih besar dari proposi dalam interval antara penerimaan dan pendapatan. Seseorang yang mendapatkan bayaran bulanan akan memerlukan persediaan uang tunai yang rata-rata lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang mendapat bayaran harian, dengan asumsi bahwa perilaku konsumsi mereka sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar