Sabtu, 21 Oktober 2017

PEREKONOMIAN TERTUTUP DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH




 Nur Auliah 
1601270017
Perbankan Syariah'16 3A pagi 
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
PEREKONOMIAN TERTUTUP DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

11.      Pengertian dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Pemerintah dalam Perspektif Ekonomi Konvensional.

Analisis pendapatan nasional pada perekonomian tertutup dengan kebijakan pemerintah membagi aktivitas perekonomian ke dalam 3 pelaku utama, yaitu rumah tangga (household), perusahaan (firm), dan pemerintah (goverment).
Adanya unsur pemerintah unsur pemerintah (goverment) menimbulkan dua konsekuensi perhitungan pendapatan nasional, yaitu dari sudut pengeluaran  memunculkan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) dan dari sudut penerimaan memunculkan komponen pajak (tax). Dan menyebabkan berkembangnya perhitungan keseimbangan pendapatan nasional dari sudut pengeluaran menjadi :
            Y = C + I+ G
            Keterangan :
            C = consumption (pengeluaran yang dilakukan rumah tangga).
            I = investment (pengeluaran yang dilakukan perusahaan).
            G = goverment expenditure (pengeluaran yang dilakukan pemerintah).
22.      Dampak Pajak Terhadap Konsumsi dan Tabungan.
Dengan berkurangnya pendapatan disposable tentunya akan mengurangi pula tingkat konsumsi seterusnya akan mengurangi tingkat tabungan. Untuk melihat sampai sejauh mana pajak dapat mempengaruhi konsumsi, maka dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pajak yang dikenakan , yaitu :
a.       Pengaruh pajak tetap (besaran pajak yang  jumlahnya sama pada berbagai tingkat pendapatan) terhadap pengeluaran konsumsi dan tabungan.
b.      Pengaruh pajak proposional (besaran pajak yang ditentukan dengan presentase tertentu dari tingkat pendapatan) terhadap tingkat konsumsi dan tabungan.
33.      Multiplier Perekonomian dengan Sistem Pajak Tetap.
Jika dikenakan pajak tetap, maka besaran multiplier dapat diterangkan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
·         Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd
·         Besar pajak tetap adalah T = Tx
·         Fungsi investasi adalah autonomous (I = Io)
·         Fungsi pengeluaran pemerintah adalah autonomous (G = Go)
44.      Multiplier Perekonomian dengan Sistem Pajak Proporsional.
Jika dikenakan pajak tetap maka besaran multiplier dapat diterangkan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

·         Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd
·         Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd
·         Besar pajak tetap adalah T = tY
·         Fungsi investasi adalah autonoumous (I = Io)
·         Fungsi pengeluaran pemerintah adalah autonoumous (G = Go) 

55.      Pengertian dan Ruang Lingkup Perekonomian Tertutup dengan Kebijakan Pemerintah dalam Perspektif  Ekonomi Islam.   
             Dalam negara islam, kebijakan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al-Ghazali termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan, dan kepemilikan.
           Dalam konsep ekonomi islam, kebijaksanaan fiskal bertujuan untuk mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai material dan spiritual pada tingkat yang sama.
            Konsep fikih zakat menyebutkan bahwa sistem zakat  berusaha untuk mempertemukan pihak surplus muslim dengan pihak difisit muslim. Hal ini dengan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara surplus dan defisit muslim atau bahkan menjadikan kelompok yang defisit (mustahik) menjadi surplus (muzzaki).
          Zakat sendiri bukanlah satu kegiatan yang semata-mata untuk tujuan duniawi, seperti distribusi pendapatan , stabilitas ekonomi dan lainnya, tetapi juga mempunyai implikasi untuk kehidupan di akhirat hal inilah yang membedakan kebijakan fiskal dalam islam dengan kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi pasar.

66.      Pengumpulan Zakat
Dalam melakukan analisis yang terkait dengan pengumpulan zakat, maka dapat dikelompokkan atas zakat yang dibayar atas pendapatan perorangan, zakat kekayaan (aset), dan zakat keuntungan dari bisnis perusahaan. Dan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
·         Zakat yang berasal dari upah dan gaji (Zw)
·         Zakat yang berasal dari kekayaan (asset)
·         Zakat yang dihasilkan dari profit

77.      Pengumpulan Pajak
Pemerintah mengumpulkan pajak dari pendapatan upah dan gaji individu, pendapatan dari pemilik properties, dan keuntungan perusahaan. Ketiga komponen sumber pengumpulan pajak tersebut dapat dirumuskan sbb :
·         Pengumpulan pajak dari upah gaji Tw = Tow + tw(Yw-Zw)
·         Pengumpulan pajak dari profit T = Ton + tn (Yn – Zn)
·         Pengumpulan pajak pendapatan aset TA = TOA + tA (YA – ZA)

88.      Zakat, Pajak, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah dalam Kaitannya dengan Multiplier dalam Perspektif Islam.
Perekonomian tertutup dengan adanya kebijakan pemerintah melibatkan tiga pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga konsumen (house hold), rumah tangga produsen (firm) dan pemerintah (goverment). Ketika digunakan analisis dengan pendekatan pengeluaran maka diperoleh persamaan : Y = C + I + G


Sabtu, 14 Oktober 2017

Review Jurnal : The Impact Of Macroeconomic Factors In Economic



Nama  : Nur Auliah
Prodi   : Perbankan Syariah’16
Dosen  : Totok Harmoyo  SE,m.Si
REVIEW JURNAL
The Impact Of Macroeconomic Factors In Economic

IDENTITAS
Jurnal yang direview ini adalah jurnal yang berasal dari MTI Trade Department, Prishtina – Kosovo yang berjudul The Impact Of Macroeconomic Factors In Economic
Growth” yang ditulis oleh “Alush Kryeziu, PhD candidate” jurnal ini diterbitkan pada maret 2016.

ABSTRAK
Dalam tulisan ini akan dibahas konsep dan tren utama indikator makro-ekonomi dalam pertumbuhan ekonomi, serta kepentingan mereka di Indonesia perkembangan ekonomi berbagai negara, dengan penekanan khusus pada Kosovo Salah satu tujuan makalah ini adalah untuk mendefinisikan dan menjelaskan hubungannya antara indikator makroekonomi dengan penekanan khusus: hutang publik, defisit anggaran dan inflasi pada pertumbuhan ekonomi. Untuk menganalisa ini dampak variabel dalam pertumbuhan ekonomi, jangka waktu penelitian yang ditargetkan adalah periode 2004 hingga 2014. Sedangkan data yang diambil mengenai Kosovo diperoleh dari tahun 2005, karena data sebelumnya terbatas karena perkembangan di mana Kosovo berhasil melewatinya. Model yang paling mewakili hubungan antara indikator makro-fiskal Pertumbuhan ekonomi merupakan regresi linier sebagai model ekonometri. Kami akan memiliki kesempatan untuk melihat dan menafsirkan data tersebut. Hasil keseluruhannya muncul sesuai dengan diskusi teoritis yang dipaparkan, tapi Hubungan ini ternyata tidak terlalu kuat karena koefisiennya Akuisisi tidak memiliki kemampuan penjelasan yang jelas untuk fenomena ekonomi.
kata kunci: Kosovo, kebijakan fiskal, hutang publik, defisit anggaran, inflasi, pajak
sistem, pembangunan ekonomi, dan target anggaran negara.

PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan konsep yang mengacu pada perubahan kuantitatif
variabel ekonomi dan dikaitkan dengan peningkatan produksi secara keseluruhan atau per kapita Ini menunjukkan bahwa kita berhadapan dengan proses statis yang membawa perubahan kuantitatif. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas negara ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa sampai suatu periode waktu tertentu, dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dalam nominal, di mana termasuk inflasi, atau secara riil, yang mana Inflasi tidak termasuk (Investopedia US, 2013)

            Mengenai konsep pertumbuhan ekonomi sudah banyak ditemui para ekonom dunia mencoba untuk menemukan dan menjelaskan perannya dan apa itu instrumen yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Meski hebat minat para peneliti di lapangan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator kebijakan fiskal makro, dalam teori ekonomi dan praktek di sana belum merupakan determinan akhir yang menunjukkan alasan mengapa beberapa negara berkembang lebih cepat dan beberapa lebih lambat. Konsep pertumbuhan ekonomi lebih kompleks mengingat itu faktor yang berbeda dapat berkontribusi terhadap proses pertumbuhan ekonomi. Belakangan ini, Kami memiliki peningkatan keterlibatan dalam hal teori dan penerapan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi; Dalam hal ini kita harus menyebutkan beberapa ahli teori yang berkontribusi dalam bidang ini. Menurut Artelarisit (2007) kita masih belum memiliki generalisasi teori, di mana kinerja ekonomi tidak dipahami dengan baik, oleh karena itu hal ini dikarenakan tidak adanya generalisasi dan kesatuan teori. Apapun ini ada beberapa teori parsial yang menganalisa perannya dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
 

1.      Konsep Teoritis tentang Pertumbuhan Ekonomi selama Sejarah

 Isi jurnal :
Ekonom pertama yang mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi tersebut adalah
Adam Smith. Dia berpikir bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya dikondisikan oleh
akumulasi modal, modal manusia, teknologi, lahan, tenaga kerja, ekspor, tapi dari total semua faktor ini secara langsung Sumbangan terbesar teori ekonomi Adam Smith adalah
tidak diragukan lagi diperkenalkannya istilah incremental revenue di ekonomi berdasarkan pembagian kerja dan spesialisasi. Lain Kontribusi penting Smith adalah bahwa dia juga menyadari pentingnya pertukaran tenaga kerja internasional dan perdagangan bebas sebagai mekanisme ekonomi pertumbuhan (Smith, "Kekayaan negara", 1776). Teori pertumbuhan ekonomi ditekankan oleh Harrod pada tahun 1939 dan Domar pada tahun 1946, yang mengembangkan model pertumbuhan yang mengatakan bahwa: "tingkat Pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari hubungan antara tingkat tabungan dan koefisien modal (hubungan modal dan output). Menurut model ini, koefisien modal sama dengan ICOR * (ICOR = hubungan antara tingkat investasi / tingkat investasi dalam PDB) dan tingkat pertumbuhan PDB riil) yaitu nilai timbal balik marjinal kembalinya modal.
Sumber lain yang berbeda :
Sejarah Dan Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli
Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter, dan post Keynesian. Ahli ekonomi yang lahir antara abad delapan belas dan permulaan abad kedua puluh ini, lazim digolongkan sebagai aliran/kaum Klasik. Aliran/kaum klasik ini dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu: aliran Klasik dan aliran Neo-Klasik. Dari kedua golongan ahli-ahli ekonomi Klasik dan Neo-Klasik, sebagian besar menumpahkan perhatiannya pada analisis sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pendek, hanya sedikit sekali yang menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi. Kurangnya perhatian kedua golongan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi disebabkan terutama oleh pandangan mereka yang diwarisi dari pendapat Adam Smith, yang berkeyakinan bahwa mekanisme pasar akan menciptakan suatu perekonomian berfungsi secara efisien.

Menurut Schumpeter, perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, melainkan merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus. Selanjutnya menurut Schumpeter, perkembangan selanjutnya itu tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidaktentuan dan risiko yang besar, sehingga tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu dan ini menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha lebih lanjut. Menurut Schumpeter, faktor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah wiraswasta (entrepreneur). Karena mereka adalah orang-orang yang mengambil inisiatif untuk berkembangnya produksi nasional.

Ahli-ahli Post-Keynesian mencoba mengembangkan teori pertumbuhan Keynes. Pada hakikatnya teori tersebut dikembangkan oleh dua ahli ekonomi secara sendiri-sendiri, namun karena inti dari teori tersebut adalah sama, maka sekarang dikenal sebagai teori Harrod-Domar. Teori Harrod-Domar pada hakikatnya menganalisis mengenai persoalan-persoalan tentang: syarat-syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari masa ke masa kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah, sebagai akibat dari penanaman modal akan selalu sepenuhnya digunakan.


2.      Dampak Indikator Fiskal (Faktor Penentu) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena makroekonomi yang kompleks. Sepenuhnya ini sulit untuk menjelaskan faktor penentu fiskal mana yang paling penting
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari efek indikator fiskal tersebut
Berada di atas pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa masing-masing memiliki dampak yang dalam pada pertumbuhan ekonomi dan sulit untuk membedakannya. Indikator ini memiliki bobot yang lebih besar dalam hubungan ekonomi. Pengikut tiga indikator fiskal akan dibahas dan diperiksa dan mana yang memiliki sebuah pengaruh dominan pada pertumbuhan ekonomi, dan ini adalah: hutang publik, defisit anggaran dan inflasi.
3.      Utang Publik dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Ikhtisar pada Teori Utang Publik
Isi Jurnal :

Utang publik adalah salah satu instrumen yang berpengaruh dalam terciptanya pendapatan umum masyarakat minimal selama jangka pendek. Utang publik terutama bergantung pada hubungan negara dengan internasional  organisasi pemberi pinjaman keuangan, walaupun sebelumnya telah didasarkan pada hubungan antarnegara karena mereka telah menerima pinjaman dari negara bagian. Apalagi, orientasi utang publik bisa digunakan untuk membiayai defisit anggaran, tapi juga untuk membiayai proyek investasi yang strategis karakter atau keperluan lainnya. Mengambil hutang publik bisa berefek positif dan efek negatif, dalam kasus dimana utang publik digunakan untuk ekonomi pengembangan, alat ini sangat bermanfaat, dan sebaliknya jika dana ini tidak digunakan untuk pembangunan ekonomi, dalam hal ini utang publik akan menjadi beban bagi generasi penerus untuk melunasi hutang ini. Jika  utang publik digunakan untuk pembiayaan penting yang memberi efek langsung dan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi, akan berpengaruh pada berkurangnya pengangguran dan membantu penerimaan masyarakat. Sebaliknya, jika mereka tidak menyadari ekonomi pertumbuhan ini, tingkat dan biayanya akan jauh lebih tinggi, begitu pula efeknya membatasi kebijakan sosial Literatur teoritis yang berkaitan dengan hutang publik sangat dini dan itu dibagi ke dalam beberapa mazhab ekonomi yang berbeda yang paling penting adalah:
- Pandangan Klasik - lihat hutang publik sebagai beban masyarakat. Para ekonom klasik  biasa menyebut utang publik sebagai masalah utama bagi masyarakat.
- Ricardian Views - lihat hutang publik sebagai pajak masa depan (Barro 1974). Itu
Pembiayaan defisit anggaran melalui perpajakan akan berdampak bersih pendapatan nasional dalam jangka panjang (Mankin, 2002).
- Tampilan Neoklasik - hutang publik dari kepala sangat merugikan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
- Pandangan Ekonomi Modern - jelaskan utang publik sebagai dorongan untuk
pertumbuhan ekonomi jika dana tersebut digunakan untuk tujuan produktif dan sebagai sebuah  alat yang diperlukan ekonomi modern, terutama untuk negara berkembang.

Sumber lain yang berbeda :
 Pengertian
Hutang luar negeri/utang publik diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diterima dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tetentu atau hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari negara asing, badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan pembayaran di masa yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai kesepakatan bersama.

Dampak Hutang Luar Negeri/utang publik Indonesia
Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif ekonomi itu sendiri.
Pada akhirnya arah pembangunan kita memang penuh kompromi dan disetir, membuat Indonesia makin terjepit dan terbelenggu dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat negara Donor. Hal ini sangat beralasan karena mereka sendiri harus menjaga, mengawasi dan memastikan bahwa pengembalian dari pinjaman tersebut plus keuntungan atas pinjaman, mampu dikembalikan. Alih-alih untuk memfokuskan pada kesejahteraan rakyat, pada akhirnya adalah konsep tersebut asal jalan pada periode kepemimpinannya, juga makin membuat rakyat terjepit karena mengembalikan pinjaman tersebut diambil dari pendapatan negara yang harusnya untuk dikembalikan kepada rakyat yaitu kekayaan negara hasil bumi dan Pajak.
Selain memberikan dampak seperti yang diatas, utang luar negeri memiliki berbagai dampak baik positif dan negatif yaitu:
a.    Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.    Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1.    Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2.    Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3.    Sebagai sumber investasi swasta
4.    Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
5.    Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
Menurut aliran neoklasik, utang luar negeri merupakan suatu hal yang positif. Hal ini dikarenakan utang luar negeri dapat menambah cadangan devisa dan mengisi kekurangan modal pembangunan ekonomi suatu negara. Dampak positif ini akan diperoleh selama utang luar negeri dikelola dengan baik dan benar.
Setiap negara memiliki perencanaan pembangunan yang berbeda-beda, tetapi memiliki kapasitas fiskal yang terbatas. Untuk membiayai pembangunan, pemerintah memiliki apa yang dikenal sebagai government spending. Jika selisih pengeluaran pemerintah dengan tingkat penerimaan pajak bernilai defisit, maka alternatifnya adalah dengan memanfaatkan pendanaan yang berasal dari luar negeri.

5.      Jenis Utang Publik

Isi Jurnal :
Kami membedakan beberapa jenis hutang publik:
a)      Menurut sumber asal teritorial kita membedakan dua jenis : hutang internal; dan Utang Luar Negeri
b) Dalam hal batas akhir pembayaran hutang masyarakat yang kita miliki:
hutang  publik jangka pendek (1-5 tahun); Utang publik jangka menengah (1-10 tahun);
hutang publik jangka panjang (10-50 tahun)
c) Dengan metode pembayaran hutang kita membedakan dua jenis:
hutang berupa uang sewa permanen dan hutang dalam bentuk pemerintahan obligasi.

Sumber lain yang berbeda :
Jenis-jenis Utang Publik
  • Pinjaman. Ada dua jenis pinjaman, yaitu :
1.    Pinjaman Luar Negeri
Dapat berasal dari World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor. Pinjaman luar negeri ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu :
a.    Pinjaman Program:
Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur. change dan infrastruktur.
b.    Pinjaman Proyek :
Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).

2.    Pinjaman Dalam Negeri
a.    Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah ;
b.    Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan Daerah;
c.    Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rupiah dan valuta asing, tradable & non-tradable, fixed & variable :
  1. Surat Utang Negara (SUN)
-          Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d. 12bln)
-           Obligasi Negara (> 1 thn)
a.       Coupon Bond
-          Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond
-           Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI untuk penyehatan dan restrukturisasi perbankan
b.   Zero coupon
2.  Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah, Musyarakah, Istisna dll
a.    SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills); SBSN Ritail (Sukri);
b.   SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk; SDHI/Sukuk Dana Haji      Indonesia).

6.      Utang Publik di Kosovo

Utang publik di Kosovo memiliki perbedaan spesifik karena fakta bahwa Salah satu bagian dari hutang publik itu diwarisi sejak zaman dahulu Federasi Yugoslavia. Saat itu Kosovo menerima sarana dalam bentuk Utang publik oleh Bank Dunia sebesar € 220,6 juta. Layanan untuk memproses utang luar negeri mulai tahun 2009 dimana di bawah ada  Kesepakatan, utang tersebut harus dikembalikan ke Bank Dunia sampai 2031 dua kali per tahun. Utang eksternal Kosovo lainnya dilakukan oleh Siaga Kesepakatan, yang diraih pada tahun 2012 melalui mana dana diterima oleh lembaga keuangan internasional, yaitu oleh IMF, dalam jumlah dari € 22,1 juta yang harus dikembalikan pada tahun 2015. Selain utang eksternal dalam kebijakan pembangunan ekonomi masyarakat keuangan di Republik Kosovo kita memiliki hutang dalam negeri, yang untuk Pertama kali pada Januari 2012 menerbitkan sekuritas, yang digelar tiga lelang dan Akibatnya kita memiliki emisi obligasi treasury sebesar € 10 juta dengan jatuh tempo 91 hari.
Dari tabel yang terdapat dijurnal  kami menyimpulkan bahwa Kosovo sampai 2009 tidak mengambilnya hutang publik dan hutang tahun ini adalah € 249,01 atau dinyatakan dalam% GDP adalah 6,37%. Kosovo memiliki hutang terendah di tahun 2011 yang dinyatakan dalam% dari PDB adalah 5,51%, sedangkan yang tertinggi tercatat pada tahun 2014 yang dinyatakan sebagai % dari PDB berjumlah 10,63%. Berdasarkan data yang ada, kami menyimpulkan bahwa utang publik Kosovo adalah rendah dan ada peluang untuk tumbuh lebih banyak lagi agar bisa tercipta alat untuk pengembangan ekonomi yang lebih besar. Disajikan dalam persentase Utang publik Kosovo lebih dari 11% dan ini adalah yang terendah di wilayah ini.
7.      Defisit Anggaran dan Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Isi jurnal :
Defisit anggaran sebagai fenomena ekonomi telah muncul setelah Perang Dunia Pertama. Saat ini sebagian besar ekonomi dunia dihadapkan oleh defisit anggaran yang disajikan sebagai masalah yang terkena dampaknya, negara dihadapkan pada fenomena ekonomi ini. Defisit anggaran itu buruk untuk ekonomi suatu negara dan menyerang negara-negara maju dan juga negara-negara  berkembang. Defisit anggaran berdampak pada semua variabel makroekonomi seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran yang dianggap kunci indikator pembangunan ekonomi di suatu negara. Penyebab defisit berbeda, namun bisa dibagi menjadi dua kelompok tergantung pada tingkat perkembangan negara tempat kita memiliki:
- defisit anggaran di negara industri, dan
- defisit anggaran di negara berkembang.
Secara khusus, di sebagian besar anggaran publik negara (yang diukur dengan periodisitas tahunan) dibangun di dalamnya defisit. Untuk menyeimbangkan akun, defisit dapat dikompensasikan dengan:
- meminjam, ini merelokasi masalah pada waktunya, perlu kepercayaan kreditor dan memiliki biaya tambahan karena kebutuhan bunga untuk dibayar;
- penggunaan cadangan akumulasi sebelumnya dari surplus anggaran diwujudkan di tahun-tahun sebelumnya;
- menaikkan pajak, dengan asumsi bahwa mereka tidak menahan aktivitas ekonomi,
yang akan menyebabkan pengurangan pendapatan ke anggaran publik. Sebaliknya, pengurangan pajak yang dirancang untuk merangsang ekonomi pertumbuhan akan meningkat berkali-kali pendapatan fiskal;
- Emisi moneter;
- Pengurangan pengeluaran publik.
- Utang entitas swasta dan warganya.
Sumber lain yang berbeda :
Dampak Defisit Anggaran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Pembangunan ekonomi tidak hanya tertumpu pada pertumbuhan ekonomi saja tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan, keamanan, serta kualitas sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan lingkungan hidup. Khususnya pertumbuhan ekonomi, diperlukan kebijakan yang kondusif agar tercapai peningkatan pertumbuhan ekonomi setiap tahun sesuai dengan yang sudah ditargetkan. Pertumbuhan ekonomi yang sudah ditargetkan setiap tahunnya mencerminkan kinerja perekonomian pada tahun tersebut sedangkan kinerja ekonomi itu sendiri sangat tergantung pada kondisi internal maupun eksternal dari negara yang bersangkutan. Sementara itu, kondisi eksternal sangat terkait dengan keadaan perekonomian dunia yang semakin mengglobal. Sebagai contoh bahwa kondisi eksternal Indonesia terkait dengan permasalahan krisis dunia pada saat ini perhatikan dua kondisi berikut ini yaitu pertama, meningkatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai 60 US$ per barel per Januari 2006. Ke dua, adanya krisis moneter dimana nilai kurs dollar terhadap rupiah semakin meningkat sampai Rp 9.460,00 per Januari 2006. Naiknya harga minyak mendorong Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia meninjau kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia. Laporan ADB pada bulan April 2005 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Timur pada tahun rata-rata 6,7% hingga 7,2%. Nampaknya angka tersebut harus direvisi. Pemerintah dalam asumsi makro APBN 2005 penyesuaian, proyek pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,5%, inflasi 7,0%, suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) 8,0%, nilai tukar rupiah Rp 8.900,00 per dollar Amerika Serikat dan harga minyak sebesar 35 dollar AS per barrel serta produksi minyak sebesar 1,125 juta barrel per hari. Atas dasar asumsi tersebut, dalam patokan dasar anggaran, subsidi bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan akan naik dari Rp 19 triliun menjadi Rp 60,1 triliun sehingga ada kenaikan pembayaran subsidi sebesar Rp 41,1 triliun. Hal ini mengakibatkan terjadi pembengkakan defisit anggaran sekitar 1,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengakibatkan kekurangan pembiayaan cukup Jurnal Organisasi dan Manajemen, Voume. 2, Nomor 1, Maret 2006, 1-10 2 signifikan dan sangat membebani keuangan negara. Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melonjak pada akhir-akhir ini akan memperparah krisis ekonomi, yaitu menyebabkan subsidi BBM yang harus dibayar pemerintah melonjak drastis. Asumsi makro tersebut sudah tidak relevan lagi karena nilai tukar dan harga minyak dunia sudah sangat jauh berbeda. Untuk itu pemerintah sebaiknya merevisi asumsi tersebut. Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) masih menunjukkan defisit yang kian membesar, hal ini akibat dari semakin besarnya subsidi yang harus dikeluarkan terutama BBM. Sementara itu dari sisi penerimaan dari pajak belum menunjukkan hasil yang maksimal meskipun upaya penarikan pajak dengan memperluas basis pajak telah dilaksanakan. Di sisi lain kebijakan fiskal yang merupakan salah satu piranti kebijakan pemerintah cenderung mengalami distorsi dalam implementasinya. Misalnya, fenomena munculnya pengelolaan dana negara APBN terutama pada Goverment Expenditure menjadi sasaran empuk pengelolaan yang tidak sesuai aturan. Berbagai upaya reformasi kebijakan fiskal sering dilakukan agar perekonomian berjalan pada jalur yang benar. Namun hal ini belum berhasil karena pengaruh kebijakan non ekonomi yang lebih dominan misalnya saja adanya masalah sosial dan kesehatan serta terjadinya bencana alam yang tidak dapat diperkirakan. Bermula dari krisisekonomi tahun 1997 hingga sekarang berlanjut dengan krisis-krisis lain mengakibatkan perekonomian Indonesia masih sangat sulit untuk tumbuh positif. Krisis ekonomi ditandai dengan menurunnya permintaan agregat sehingga kondisi perekonomian menunjukkan adanya ciri-ciri depresi seperti menurunnya daya beli secara drastis, berkurangnya bahkan hilangnya minat investasi asing, dan meningkatnya pengangguran di berbagai sektor. Kondisi tersebut diperparah oleh sisi penawaran yang semakin turun. Bukan saja produksi yang menurun tetapi juga terjadi ketidakkondusifan berbagaikebijakan yang mengakibatkan daya respon (elastisitas) penawaran sangat lemah. Kebijakan fiskal dalam perekonomian dituangkan dalam bentuk pos-pos yang tercantum pada dua sisi yaitu penerimaan dan belanja pemerintah.Fungsi fiskal meliputi tiga aspek penting yang mencerminkan peran pemerintah dalam perekonomian yaitu sebagaifungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Menurut Romer (1996), secara simultan fungsi fiskal bertujuan untuk menciptakan kondisi makro ekonomi secara kondusif dalammencapai pertumbuhan ekonomi, penciptaan tenaga kerja yang sekaligus menekan jumlah pengangguran,pengendalian tingkat inflasi, dan mendorong distribusi pendapatan yang semakin merata. Gambaran APBN di Indonesia tercermin pada pos dalam anggarannya. Sisi penerimaan negara mencakup semua penerimaan dari pajak dan bukan pajak, sedangkan sisi pengeluaran pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Ada beberapa alternatif untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan mengupayakan penerimaan dalam negeri dapat ditingkatkan,mengupayakan berkurangnya ketergantungan utang luar negeri, dan menekan pengeluaran negara dengan menerapkan skala prioritas tinggi serta yang
sedang marak pada pemerintahan yang sekarang sedang berjalan adalah dengan pemberantasan korupsi. Defisit anggaran menjadi penting dalam masakrisis sehingga banyak persoalan menjadi dilematis dalam memilih kebijakan fiskal yang tepat. Defisit ataupun surplus anggaran ini menjadi isu penting untuk dikaji karena dalam siklus bisnis defisit anggaran menjadi pembahasan yang cukup serius dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Daripermasalahan tersebut maka artikel ini akan mengkaji kebijakan fiskal khususnya untuk mengetahui dampak kebijakan defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.


8.      Dampak Inflasi terhadap Kenaikan Ekonomi
Isi jurnal :
Pentingnya mempelajari Fenomena inflasi disebabkan oleh fakta bahwa hal itu mempengaruhi keseluruhan populasi yang dalam perekonomian modern dilakukan untuk meringankan dampak inflasi  situasi. Kelainan inflasi adalah hasil dari salah kebijakan ekonomi.
Inflasi dikelompokkan menjadi tiga kategori:
- Inflasi moderat terjadi ketika tingkat harga keseluruhan naik perlahan dan kursnya dinyatakan dalam angka satu digit. Dalam kondisi Inflasi modern harganya relatif stabil dan sistem moneternya berfungsi dengan baik.
- Inflasi nirminan disertai kenaikan harga oleh dua dan tingkat tiga digit (20%, 100%, per tahun). Dalam situasi ini berfungsinya Sistem ekonomi menderita gangguan serius.
- Hiperinflasi adalah fenomena langka di ekonomi dunia dan Hadir terutama dalam kondisi perang. Harga naik berkali-kali selama beberapa bulan; Contohnya adalah kenaikan harga pada tahun 1922-33, dimana Indeks naik dari 1 menjadi 10 juta, contoh Bolevin pada tahun 1985 dengan 12.000%.

Sumber lain yang berbeda :
Dampak Inflasi
Adalah Secara umum dapat dinyatakan bahwa tidak semua inflasi berdampak negatif. Terutama jika terjadi inflasi ringan (inflasi di bawah 10%), inflasi ringan justru dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, karena bisa member semangat pada pengusaha, untuk lebih memperluas produksi. Pengusaha bersemangat memperluas produksi, karena dengan kenaikan harga yang terjadi mereka mendapat lebih banyak keuntungan. Selain itu, perluasan produksi memberi dampak positif lain berupa penyediaan lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif jika sudah di atas 10%.
Selengkapnya, dampak inflasi terhadap perekonomian secara umum akan diuraikan berikut ini.

1) Dampak inflasi terhadap hasil produksi (output)
Ada dua dampak inflasi terhadap hasil produksi (output), yaitu:
a) Hasil produksi meningkat
Terjadi jika kenaikan harga barang-barang lebih cepat daripada kenaikan gaji atau upah sehingga keuntungan pengusaha lebih meningkat. Peningkatan keuntungan, mendorong pengusaha memproduksi lebih banyak sehingga hasil produksi pun meningkat.
b) Hasil produksi menurun
Terjadi jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiperinflasi). Dalam hiperinflasi masyarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena nilai riilnya yang semakin merosot. Karena tidak memegang uang tunai, pertukaran cenderung dilakukan dengan cara barter. Hal ini membuat produsen tidak bersemangat memproduksi sebab hasil produksi akan kurang laku, dan akibat selanjutnya hasil produksi pun turun.

2) Dampak inflasi terhadap bentuk penanaman modal
Pada masa inflasi, para pemilik modal (uang) lebih suka menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian harta-harta tetap seperti tanah dan rumah serta benda-benda berharga lain seperti emas dan mutiara. Mengapa demikian? Karena pada masa inflasi, nilai barang akan terus naik (semakin mahal), sedangkan nilai uang akan semakin turun. Oleh karena itu, pada masa inflasi para pemilik modal menyelamatkan uang mereka dengan cara membeli harta-harta tetap dan benda-benda berharga.

3) Dampak inflasi terhadap perdagangan internasional
Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-barang produksi dalam negeri akan lebih mahal dibandingkan produksi luar negeri sehingga barangbarang produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi luar negeri. Akibatnya, nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai impor sehingga neraca perdagangan kita mengalami defisit, dan defisit ini bisa menghabiskan cadangan devisa negara.

4) Dampak inflasi terhadap efisiensi
Inflasi bisa berdampak pada efisiensi produksi. Bagaimana caranya?
 Pertama-tama, inflasi mengakibatkan perubahan pada daya beli masyarakat. Bagi masyarakat yang dirugikan oleh inflasi (seperti pegawai yang berpendapatan tetap), inflasi telah menurunkan daya beli. Bagi masyarakat yang diuntungkan oleh inflasi (seperti pedagang yang persentase pendapatannya naik melebihi persentase inflasi), inflasi telah menaikkan daya beli. Adanya daya beli yang turun dan naik, membuat produsen sulit meramalkan struktur permintaan. Ketidakpastian struktur permintaan yang harus dipenuhi bisa mengakibatkan inefisiensi (pemborosan) dalam proses produksi.

5) Dampak inflasi terhadap penghitungan harga pokok
Inflasi bisa menyulitkan para produsen dalam menghitung harga pokok produksi. Sebab, persentase kenaikan inflasi sering tidak teratur. Akibatnya, penghitungan harga pokok menjadi tidak tepat (terlalu kecil atau terlalu besar). Penghitungan harga pokok yang tidak tepat pada akhirnya menyulitkan produsen dalam menetapkan harga jual produk.

9.      Sumber dan jenis inflasi
Isi jurnal :
Ada perbedaan pandangan tentang penyebab dan sumber inflasi. Itu melihat bahwa inflasi cenderung "inersia" (yaitu dengan tingkat yang tidak berubah), sementara Dalam perekonomian tidak terjadi perubahan signifikan di sisi permintaan dan Dengan demikian, berdasarkan analisis sumber inflasi, kita membedakannya sebagai berikut:
- Inflasi Inersia, jika tidak disebut inflasi yang dapat diprediksi atau diharapkan pada saat tingkat inflasi stabil dan bila terjadi perubahan di sisi penawaran dan permintaan di sebagian besar negara industri, inflasi Prosesnya ditandai dengan inersia.
- Inflasi dari permintaan terjadi bila terjadi kenaikan Permintaan agregat sebagai akibat dari kenaikan jumlah uang beredar, atau langsung peningkatan pengeluaran untuk barang dan jasa.
- Inflasi persediaan terjadi bila kita mengalami kenaikan penawaran agregat karena pengurangan permintaan uang, atau pengurangan langsung pengeluaran untuk barang dan jasa.




Sumber lain yang berbeda :
PENYEBAB ATAU SUMBER INFLASI
Terdapat tiga penyebab utama Inflasi, yaitu :
  • Inflasi karena Naiknya Permintaan (Demand Pull Inflation), Inflasi ini terjadi karena menigkatnya permintaan total yang berlebihan sehingga akan memberi pengaruh pada harga barang atau jasa. Kenaikan permintaan terjadi karena masyarakat memiliki dana yang cukup, Hal ini membuktikan bahwa uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Akibat banyaknya uang yang beredar, maka daya beli masyarakat akan meningkat sehingga akan meningkatkan harga pula.
  • Inflasi karena Biaya Produksi (Cost Pust Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena peningkatan biaya produksi untuk menghasilkan barang yang akan dipasarkan. Kenaikan Harga terjadi pada tingkat produsen (kelompok ekonomi yang memproduksi barang atau jasa). Akibat terjadi kenaikan harga produksi, produsen akan menaikkan harga barang untuk menutupi dana produksi.
  • Imported Inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan harga barang di luar negeri dan berpengaruh kepada negara lain yang memiliki hubungan ekonomi dengan negara tersebut. Oleh karena itu inflasi akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekspor dan Impor.
JENIS – JENIS INFLASI
1. Berdasarkan Tingkat Keparahannya
  • Inflasi Ringan (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 % per tahun. Inflasi ini tidak akan memberi pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi suatu negara, selain itu inflasi ini juga dibutuhkan agar produsen memproduksi lebih banyak barang.
  • Inflasi Sedang (Galloping Inflation), yaitu Inflasi yang besarnya antara 10 – 30 % per tahun. Inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat namun belum terlalu membahayakan bagi negara. Kenaikan harga pada inflasi sedang cenderung cepat.
  • Inflasi Berat (High Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100 %. Inflasi berat akan membuat kondisi ekonomi di suatu negara menjadi kacau.
  • Inflasi Sangat Berat (HyperInflation), yaitu inflasi yang bersarnya lebih dari 100%. Pada kondisi ini, masyarakat tidak mau menyimpan uang karena nilainya menurun drastis dengan sangat cepat, sehingga banyak yang membelanjakan uangnya.

2. Berdasarkan Asalnya
  • Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang timbul karena adanya defisit (pengeluaran > pemasukan) pembiayaan atau belanja negara. Sehingga pemerintah mengatasinya dengan mecetak uang baru. Adanya uang baru membuat peredaran uang semakin luas sehingga akan berakibat pada kenaikan harga barang.
  • Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga barang pada suatu negara, sehingga negara lain yang memiliki hubungan ekonomi (ekspor impor) dengan negara tersebut akan terpengaruh oleh inflasi.



3. Berdasarkan Barang yang harganya naik
  • Inflasi Tertutup (Closed Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga dari satu, dua, atau hanya beberapa barang. Inflasi ini biasanya terjadi apabila barang yang harganya naik merupakan barang yang sangat berpengaruh pada negara tersebut. Contohnya kenaikan harga beras di Indonesia.
  • Inflasi terbuka (Open Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga semua barang pada negara.
10.  Biaya inflasi
Isi jurnal :
Dalam periode inflasi, tidak semua harga (termasuk upah) berbeda dengan tingkat dan kecepatan yang sama dan dengan demikian sebagai hasilnya kita akan memiliki perubahan secara relatif harga. Perubahan harga relatif inilah yang menciptakan dua efek inflasi dan itu adalah: 1. Inflasi yang menciptakan distribusi kekayaan antara kelas atau lapisan populasi yang berbeda; dan, 2. Inflasi yang dikirim menjadi penyumbatan sumber daya produksi yang tidak efisien.
Sumber lain yang berbeda :
Biaya Inflansi
Inflasi dalam perekonomian disatu sisi selalu saja menjadi momok yang relatif menakutkan, karena bukan saja ia melemahkan daya beli akan tetapi dapat melumpuhkan kemampuan produksi yang mengarah pada krisis produksi dan komsumsi.
Akan tetapi, disisi lain ketiadaan inflasi menandakan tidak adanya pergerakan positif dalam perekonomian karena relatif harga-harga tidak berubah dan ini jelas akan melemahkan sektor industri (seandainya pada semua negara yang terlibat dalam perdagangan internasional relatif tidak mengalami inflasi maka tentu saja ini adalah hal yang sangat didambakan).
Inflasi moderat atau inflasi yang dibutuhkan merupakan inflasi yang sesuai dengan kemampuan ekonomi negara. Sebagai contoh, bila perekonomian sesuai dengan persamaan pertukaran Fisher, MV = PQ, maka bila M dan V meningkat, sehingga untuk mengimbanginya dinaikkan harga dan jumlah produksi(PQ).
Jadi bila MV = 100 dan P=2, Q=50, misalkan MV dinaikkan menjadi 150, maka bila Q hanya bisa dinaikkan menjadi 70 mau tidak mau harga (P) harus dinaikkan menjadi = 2.143. Berdasarkan index harga inflasi dinaikkan sebesar {(2.143/2)*100-100)*100%=7%.
Inflasi sebesar 7% inilah  yang dimaksudkan sebagai inflasi yang moderat (inflasi yang diharapkan). Sebaliknya inflasi yang tidak diharapkan adalah jika tingkat inflasi lebh besar atau lebih kecil dari 7%.
11.  Inflasi di Kosovo
Inflasi di Kosovo diimpor karena perdagangan pertukaran negatif dan itu sekitar 90%. Impor Kosovo sebagian besar produk dari pasar internasional dan kenaikan harga di dunia akan melanda negeri ini. Indikator terbaik dari perubahan tingkat harga di suatu negara adalah inflasi. Sejauh ini, inflasi di Kosovo telah berkelanjutan dan belum melebihi 10%.
Menurut para ahli isu ekonomi data yang dipublikasikan di Kosovo menurunkan permintaan barang pada tingkat yang sama dengan yang lain negara-negara di kawasan ini dan bahwa inflasi akan tetap rendah. Inflasi di Kosovo sebagian besar mempengaruhi orang
miskin, dengan bulanan rendah pendapatan atau mereka yang hidup dalam bantuan sosial, kata Rukiqi. Dia merekomendasikan Pemerintah mendukung pengembangan sektor swasta dan meningkat produksi dalam negeri Saya berpikir bahwa mengenai inflasi sebagai Rekomendasinya adalah bahwa "Pemerintah harus melakukan upaya berkontribusi untuk mendorong produksi dalam negeri dan tidak bergantung pada impor. Saya berfikir harus bekerja pada orientasi jangka panjang bahwa krisis siklis ini Inflasi disebabkan oleh inflasi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya pasokan di negara.
Salah satu kebijakan utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi namun
Juga pembangunan ekonomi adalah kebijakan fiskal. Oleh karena itu, ada yang diambil
beberapa elemen kebijakan fiskal dan dibagi menjadi tiga variabel dan melalui mereka efeknya terhadap pertumbuhan ekonomi akan dianalisis. Untuk melihat pengaruh variabel tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi, kita miliki digunakan model regresi linier multivariat karena data disajikan pada seri waktu Model ini mampu menjelaskan fenomena ekonomi ini, karena itu membuat hubungan antara variabel ini melihat koneksi antara satu dengan lainnya. Data diambil dari Dana Moneter Internasional untuk 109 negara yang dipresentasikan untuk periode 2004 sampai 2014. Negara-negara yang terlibat memiliki sebuah distribusi di hampir semua benua yang mempengaruhi analisis fiskal
indikator kebijakan menjadi representatif dalam pertumbuhan ekonomi. Juga, di Pengolahan data termasuk negara berdasarkan organisasi itu fungsi, misalnya kasus Uni Eropa, tapi juga rata-rata keseluruhan semuanya negara-negara di dunia. Data ini akan diproses dengan regresi linier dan akan kita lihat Apa efek dari variabel-variabel ini dan kemudian akan dianalisis kemungkinan itu Model ini memberi, namun demikian diharapkan efeknya variabel bebas akan negatif atau positif dan tidak nol karena di Kasus nol berarti tidak ada hubungan antara keduanya dan Oleh karena itu, akan menunjukkan bahwa kesalahan dibuat dalam pemilihan variabel pada model karena mereka tidak berdampak pada variabel dependen dalam kasus ini dalam pertumbuhan ekonomi.
Variabel disajikan dalam beberapa bentuk, beberapa disajikan pada Persentase beberapa sebagai pertumbuhan dan berdasarkan mereka akan muncul model "log – lin "dan" log - log ", yang berarti variabel dependen adalah variabelnya dinyatakan dalam persentase, sedangkan variabel independen adalah nilai numerik dinyatakan dalam persentase Sedangkan jika disajikan berdasarkan rumus matematis yang dibutuhkan formulir ini:
Y = α + βx1 + βx2 + βx3
Dimana: Y - pertumbuhan ekonomi;
α - konstan;
β - koefisien;
X1 - defisit anggaran;
X2 - hutang publik; dan
X3 - inflasi.
Menurut data rumus regresi yang diproses mengambil bentuk ini:
Y = 2,58 - 0,015X1 + 0,34X2 + 0,11X3

12.  Pengolahan dan Interpretasi Data

Data diolah melalui regresi linier multivariat, melalui yang dikeluarkan koefisien yang menunjukkan pengaruh determinan di pembangunan ekonomi dan juga koefisien lainnya yang menunjukkan konsistensi dan akurasi parameter ini. Penting untuk ditekankan terlebih dahulu bahwa dalam model yang disajikan Variabel bebas berpengaruh terhadap penyajian variabel tergantung hanya 38,5%, yaitu, berdasarkan koefisien determinasinya nampaknya 0,385, sementara koefisien obatnya tampaknya 12:35, kurang dari pada koefisien determinasi Oleh karena itu, terlepas dari variabel dalam analisis, mereka ada atau sedang tidak signifikan dan kemudian pertumbuhan ekonomi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Di bawah ini akan disajikan secara umum model dimana Hasil diambil dari perangkat lunak pengolah data STATA.

Pertumbuhan ekonomi = 2:58 - 0:34 0,015 + defisit anggaran utang publik
inflasi + 00:11 't 'Statistics: 3:52 to 1:56 4:35 1:43
Dalam kebanyakan kasus, analisis ekonomi melalui linear konstan Regresi tidak mewakili pengertian ekonomi apapun, jadi ini adalah cacat linier regresi. Tapi tulisan ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara konstanta dan model ekonomi yang disajikan, karena jelas jika semua variabel lainnya konstan maka pertumbuhan ekonomi akan dari 2,58%, kenaikan itu rata-rata rata-rata dari berbagai negara disajikan dalam model. Selanjutnya kita akan menyajikan hasil yang diperoleh secara terpisah untuk variabel dalam model dan juga akan menganalisa hasil yang didapat dan pada akhirnya kita akan menyajikan interpretasi umum hasil regresi linier.

13.  Dampak Defisit Anggaran terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Seperti yang disebutkan di awal defisit anggaran diperkirakan sudah ada efek negatif terhadap pertumbuhan ekonomi karena dengan kenaikannya pemerintah memiliki dampak yang lebih kecil terhadap pembangunan jangka panjang ekonomi. Oleh karena itu, berdasarkan evaluasi determinan, terlihat bahwa koneksi telah terbukti negatif untuk kasus peningkatan anggaran  Defisit menjadi satu persen, maka kita akan mendapat potongan harga sebesar 0,015 persen pertumbuhan ekonomi, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

Pertumbuhan ekonomi = 2:58 - 0015 defisit anggaran 't 'Statistik: 3:52 sampai 1:56
Jadi efek dari defisit anggaran untuk 109 negara diambil dalam model serta Uni Eropa dan data yang diambil di seluruh dunia untuk periode 2004-2014 memiliki efek negatif. Tapi, berdasarkan statistik't 'menunjukkan bahwa Variabel ini tidak signifikan dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi karena memang demikian lebih rendah dari 1,96 dalam nilai absolut, atau jika dilihat dari nilai'p 'tidak memenuhi persyaratan 1,5 dan 10 persen. Efek negatif terutama muncul Bila ada defisit anggaran struktural karena negara menempatkan lebih banyak hutang dan akibatnya utang yang lebih besar meningkatkan tekanan pada kebijakan fiskal.


14.  Pengaruh Utang Publik terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya sudah dijelaskan diatas:
Utang publik sebagai instrumen pemerintah berfungsi untuk menerapkannya kebijakan pembangunan mereka, dan memainkan peran penting dalam ekonomi secara keseluruhan pengembangan. Berdasarkan data yang diolah melalui data tentang Pengaruh utang publik terhadap pertumbuhan, tampak bahwa hutang publik memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang sedang dalam peninjauan.

Pertumbuhan ekonomi +0:34 = 2:58 hutang publik 't 'Statistik: 3:52 4:35
Setelah pertumbuhan hutang publik untuk satu unit, telah muncul bahwa Efek pada pertumbuhan adalah 0,34 persen, jadi ada korelasi positif antara mereka. Jadi, apakah koefisien 0,34 konsisten, terbukti ada hubungan yang stabil. Jika dilihat dengan statistik't ', maka hasilnya akan banyak lebih tinggi nilainya daripada minimum yang seharusnya dimiliki 1,96 dianggap stabil Juga, mengingat bahwa kesalahan standar dilihat sebagai kecil itu tidak memiliki signifikansi terhadap koefisien terkemuka dan nilai 'p' menunjukkan bahwa koefisien utama stabil.

15.  Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya sudah dijelaskan diatas.
Inflasi sebagai salah satu penyakit utama berbagai negara adalah ekonomi diperkirakan memiliki dampak negatif terhadap stabilitas keseluruhan negara. Tapi Terbukti bahwa inflasi yang rendah dan terkendali pada kebanyakan kasus bersifat positif berdampak pada ekonomi karena ini berfungsi sebagai insentif lebih jauh  pengembangan kegiatan ekonomi. Tapi mengingat daftar negara yang termasuk dalam model ini, itu menunjukkan bahwa ada negara yang memiliki perkembangan ekonomi yang berbeda dan memang demikian diharapkan efeknya negatif.
Pertumbuhan ekonomi = 2: 58+ 0.11 Inflasi 't 'Statistik: 3.52 1.43
Berdasarkan hasil turunan, dapat diketahui bahwa inflasi memiliki efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhannya satu persen inflasi akan menjadi 0,11 persen dari pertumbuhan ekonomi. Tapi, meski ini sebuah koefisien positif, itu tidak penting karena koefisien lainnya tidak cukup besar untuk mendukung dan membuat hubungan positif yang berkelanjutan antara keduanya inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Tapi, penting untuk ditekankan bahwa data dari segi inflasi itu Umumnya rendah karena krisis keuangan yang muncul di tahun 2008, sudah mempengaruhi penurunan aktivitas ekonomi dan dengan demikian ekonomi disertai turunnya harga akibat turunnya daya beli masyarakat, sehingga sebagian besar dari negara-negara dalam model tersebut memiliki inflasi negatif.
Sedangkan jika dianalisis secara umum, data yang dikeluarkan oleh multivariat linier Regresi menunjukkan bahwa koefisien yang muncul sejalan dengan main teori ekonomi yang mendukung defisit anggaran berdampak negatif pertumbuhan ekonomi sementara utang publik dan pengaruh inflasi moderat positif pada pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi = 2,58 - 0,015 defisit anggaran + 0,34 hutang publik inflasi + 0,11 ‘t 'Statistik: 3.52 - 1.56 4.35 1.43
Meskipun ini menunjukkan bahwa variabel independen ini berhubungan dengan
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan statistik, kita masih bisa melihat bahwa anggaran
defisit dan inflasi tidak signifikan, karena statistik't 'lebih kecil nilai dari 1,96.

Kesimpulan
Kebijakan fiskal diharapkan tidak hanya memberikan pertumbuhan ekonomi bagi
negara tetapi juga penggunaannya diklaim dapat memberikan perkembangan ekonomi
negara dalam jangka panjang, karena dalam pemenuhan kebijakan ini, pemegang saham adalah semua warga negara melalui pajak mereka dan mereka mencari untuk efisiensi mereka Berdasarkan teori ekonomi, dinyatakan bahwa pengaruhnya terhadap anggaran defisit memainkan peran negatif dalam pertumbuhan ekonomi, dalam kasus analisis Hal ini dilakukan agar memiliki efek negatif, sehingga sejalan dengan  teori ekonomi Utang publik nampaknya merupakan instrumen yang efisien memungkinkan kebijakan pemerintah memiliki pertumbuhan ekonomi. Ini adalah didukung oleh hasil analisis antara hutang publik dan ekonomi pertumbuhan yang merupakan hubungan positif diantara keduanya.
Meski diperkirakan inflasi mungkin memiliki efek yang berbeda pada kegiatan ekonomi, tergantung ukurannya, dalam analisis yang disajikan itu mencatat bahwa ada efek positif namun efeknya tidak ada konsistensi yang mana akan membuktikan koneksi positif. Keterbatasan model ini pada umumnya adalah itu  Variabel yang disajikan dalam model tidak memberikan penjelasan yang bagus variabel dependen atau pertumbuhan ekonomi. Juga korelasi yang mungkin ada antara variabel-variabel ini sangat dekat satu sama lain.
Misalnya, defisit anggaran dan hutang publik berhubungan langsung dengan
satu sama lain karena jika ada defisit anggaran biasanya akan meningkatkan hutang publik
untuk menutupi defisit tersebut. Secara umum, dapat dilihat bahwa instrumen fiskal
Kebijakan memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dampak ini tidak begitu besar. Karena itu, negara yang menerima kebijakan fiskal memiliki ekonomi
Pertumbuhan harus memperhitungkan karakteristik negara karena Mereka bukan penjamin langsung yang akan mencapai pertumbuhan ekonomi.

link:

 REFERENSI